Ini detik-detik akhir Jokowi dicapreskan. Runtang-runtung Mbak Mega
membawa Jokowi ziarah ke makam Bung Karno di Blitar tengara itu. Jika
ini benar, bakal banyak capres yang bertumbangan. Langkah itu akan
sempurna kalau Akbar Tanjung cawapresnya.
Rabu (12/3/2014) lalu,
Mbak Mega mengajak Jokowi ke Blitar, ziarah ke makam Bung Karno. Sebagai
orang Jawa, tradisi ini lumrah. Selain sebagai pengingat yang hidup
akan kembali ke tanah, juga menguri-uri tradisi lama, bahwa ‘sungkem’
kepada orangtua adalah restu yang diyakini memuluskan jalan agar makbul
yang diinginkan.
Ini memang tradisi yang bertahun-tahun dilakukan
PDIP. Berpuluh-puluh tahun dilakukan trah Soekarno, juga orang-orang
Jawa lainnya. Saban akan punya gawe besar, maka nyekar semacam
kewajiban. Yang membedakan hanya, jika dulu tidak melibatkan pihak lain,
kini ada Jokowi yang fenomenal sebagai calon pemimpin negeri.
Dari
sisi keyakinan, langkah Mbak Mega mengajak Jokowi ziarah ke makam Bung
Karno adalah peristiwa besar. Ini adalah sesuatu yang sangat penting.
Penting dari sisi feeling putri Bung Karno itu, bagi PDIP, dan juga
Jokowi yang digadang-gadang tampil sebagai pemimpin negeri. Tidak salah
jika momen ini dimaknai sebagai pentahbisan Jokowi sebagai capres PDIP.
Realitas
yang tak terbantah, Jokowi memang moncer di berbagai survei yang ada.
Namanya tidak tergantikan, kendati digoyang dari kiri kanan. Rakyat
seperti muak dengan politisi yang sudah dikenal. Perasaan itu
mengukuhkan sikap rakyat untuk memilih calon yang tindak dan lakunya
belum tercemar.
Hasil survei yang mengkristal pada satu nama itu
menyebabkan Jokowi menjadi sasaran tembak. Seluruh anasir yang
berkepentingan untuk ikut berlaga berusaha menelanjangi. Kesalahan
sekecil apapun akan dijadikan isu untuk mendegradasi. Bahkan tidak
menutup kemungkinan rekayasa dan skenario dirancang untuk kepentingan
itu.
Ini wajar dan sangat masuk akal. Sebab jika pamor Jokowi
tidak pudar, maka laga rebutan jabatan sebagai pemimpin tertinggi negeri
ini akan bubar sebelum laga itu digelar. Modal yang ditabur seperti
menggarami lautan. Dan kampanye yang riuh hanya berbuah malu, karena
rakyat yang transaksional menerima luberan rezeki tidak menjatuhkan
pilihan pada yang memberi.
Jika minggu-minggu ini Jokowi dideklarasikan sebagai capres, ini sangat
strategis. Sangat penting bagi PDIP. Nama Jokowi diyakini sebagai
jaminan berduyun-duyunnya konstituen. Massa rakyat, baik yang partisan
partai moncong putih itu, maupun massa mengambang yang belum punya
pilihan.
Dengan begitu partai ini punya amunisi besar untuk
memperoleh kursi di parlemen. Itu amat berarti sebagai modal mengusung
capres (presidential threshold 30%), serta menguati ketika capresnya
menang nanti. Koalisi-koalisi-an yang menyandera tidak perlu digagas.
Dan uneg-uneg SBY yang mengaku koalisi makan hati tidak perlu lagi
terjadi. Namun siapakah yang pas menjadi pendamping Jokowi?
Dalam
banyak survei, Jokowi diprediksi akan menang dengan cawapres siapa
saja. Mantan Wali Kota Solo ini dianggap sangat dominan. Lembaga survei
Indo Barometer membuat simulasi dengan menyilang Jokowi-JK, Jokowi-Puan,
Jokowi-Prananda, dan Jokowi-Hatta yang hasilnya tetap dimenangkan
Jokowi terhadap lawan-lawan yang diperkirakan bakal tampil sebagai
negatornya, yaitu Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie.
Nama-nama
yang disandingkan pada Jokowi itu homogen. Berasal dari internal PDIP
(Puan dan Prananda), serta nama-nama yang elektabilitasnya dihasilkan
dari rekadaya mempopulerkan diri (JK dan Hatta). Nama-nama itu nilai
tambahnya sangat kecil bagi PDIP, karena elektabilitasnya semu.
Nampaknya
lembaga survei itu lupa, bahwa ada satu nama lagi yang sangat potensial
untuk menguati elektabilitas Jokowi. Nama ini mampu menambah
pundi-pundi suara pendukung Jokowi, dan amat berperanan dalam laju
pemerintahan ke depan. Dia adalah Akbar Tanjung.
Ketua Dewan
Pembina Partai Golkar itu punya massa riil. Dia dikenal sebagai
negarawan yang cerdas. Punya etika politik yang tinggi, dan berpikir
jauh ke depan sebelum bertindak. Jika Jokowi dipasangkan dengan Akbar
Tanjung, rasanya kemonceran pasangan ini tidak diragukan lagi dalam laga
yang sebentar lagi digelar. Benarkah? Kita lihat sama-sama.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar