Minggu, 16 Maret 2014

Fenomena Jokowi Disebut Mirip SBY 2004 Lalu

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Jumat (14/3/2014) lalu resmi mengajukan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014-2019. Politisi senior dari Partai Golongan Karya, Zainal Bintang mengatakan, tidak ada lagi fenomena tokoh muda setelah dideklarasikannya Jokowi sebagai calon presiden.
"Persoalan tokoh muda bagi saya telah selesai dengan deklarasi Jokowi, yang ada hanya fenomena Jokowi," kata Zaenal dalam diskusi bertema "Fenomena dan Kesempatan Tokoh Muda Parpol: Bagaimana Respon Publik Dalam Peta Politik Nasional di Pilpres 2014" yang digelar Founding Fathers House di Warung Daun Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).
Zaenal menyebut, munculnya fenomena Jokowi ini sama dengan saat pertamakali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden pada 2004. Namun setelah terpilih ternyata pilihan rakyat ini tidak mencapai standar harapan masyarakat. Buktinya menurut dia masih adanya kekacauan-kekacauan sehingga Indonesia disebut negara gagal.
"Itulah ekspresi kecewa rakyat. Inilah yang mendorong berulangnya kekecewaan rakyat terhadap SBY, saya mencurigai ini akan berulang kembali, didorong lembaga survei, saya pesan ke rakyat agar hati-hati, mencari tokoh antitesa yang ukurannya survei," kata Zaenal.
Kepada media massa, Zainal meminta untuk ikut mencerdaskan bangsa dengan tidak menelan mentah-mentah munculnya fenomena Jokowi ini. Media harus bersikap kritis sebab masih banyak yang harus dikritisi, banyak yang harus diuji.
"Masih banyak yang harus diukur, saya khawatir kalau Jokowi sebagai tokoh antitesa, mengulang kekecewaan - kekecewaan tadi, saya harap media kritis, banyak yang harus diuji, tidak sekadar popularitas dan elektabilitas yang parameternya hanya survei, elektabilitas dan popularitas tak ada di konstitusi kita," kata dia.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar