Jumat, 07 Februari 2014

Ulasan Pos Kota: Elektabilitas Jokowi Fatamorgana

Joko Widodo (Jokowi) kini giliran menyalahkan hujan lebat dan saluran air yang katanya sudah puluhan tahun tak dikeruk sehingga Ibukota Jakarta tetap kebanjiran. Pernyataan itu menyikapi kondisi terakhir luapan air hingga masuk ke halaman Istana Merdeka.
Sungguh prihatin. Setahu kita, sebelum Jokowi menjadi gubernur, kompleks istana sering tergenang. Sumber penyebab yaitu air menggelontor dahsyat dari hulu Ciliwung bersamaan dengan hujan lebat.
Mengurangi beban genangan pada hunian penduduk sekitar Banjir Kanal Barat di Petamburan hingga Muara Angke,  maka pintu air Manggarai dibuka atas perintah gubernur. Langkah tersebut berisiko banjir pada kawasan Medan Merdeka hingga Glodok.
Persoalan ini  bertahun-tahun dirasakan warga yang bermukim di Jakarta. Kita kalangan wong cilik tahu persis gubernur sebelum Jokowi telah mengeruk, melebarkan dan membuat saluran baru  di pelosok kota.
Ada maksud apa menyalah hujan dan mengatakan saluran air tak pernah dikeruk? Kota ini dari kampung besar berubah menjadi metropolitan ada yang mengelola.  Justru kini baginya wajib menata lebih baik sesuai dengan janji kampanye pemilukada.
Merujuk pada elektabilitas tentang kemampuannya menjadi Presiden RI  mengungguli sejumlah tokoh nasional adalah modal berharga.  Didukung anggaran Pemprov DKI Jakarta mencapai puluhan triliun rupiah, mestinya bisa mengusir banjir dalam tempo relatif cepat.
Ilustrasi sederhana, seruan Jokowi agar warga tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air  dan penghuni bantaran kali pindah ke rumah susun dipatuhi. Faktanya? Sudah setahun lebih menjadi gubernur, masih jauh api dari panggang.
Anggaran triliunan rupiah untuk itu tak bisa dimanfaatkan. Karuan saja di sana-sini saudara-sudara kita wong cilik paling menderita. Keleleran di tempat terbuka akibat didera air bah.
Bisa jadi elektablitas mencuat hanya bertumpu pada teknik pencitraan lewat media massa. Publik bagai disihir. Seperti berada di padang tandus melihat ada genangan air. Padahal hanya penampakan belaka. Fatamorgana!
Kesadaran warga mulai pulih. Gubernur satu ini sebelum melompat ke kursi Presiden RI didesak  agar lebih dulu membuktikan kehebatan hingga akhir masa bakti.  Problema Indonesia jauh lebih rumit daripada sekadar menangulangi  banjir di depan Istana Merdeka.
Nyok kita ke depan terus menyemangati Jokowi agar konsisten menyukseskan agenda Jakarta Baru!

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar