Joko Widodo (Jokowi) kini giliran menyalahkan hujan lebat dan saluran air yang
katanya sudah puluhan tahun tak dikeruk sehingga Ibukota Jakarta tetap
kebanjiran. Pernyataan itu menyikapi kondisi terakhir luapan air hingga
masuk ke halaman Istana Merdeka.
Sungguh prihatin. Setahu kita,
sebelum Jokowi menjadi gubernur, kompleks
istana sering tergenang. Sumber penyebab yaitu air menggelontor dahsyat
dari hulu Ciliwung bersamaan dengan hujan lebat.
Mengurangi beban
genangan pada hunian penduduk sekitar Banjir Kanal Barat di Petamburan
hingga Muara Angke, maka pintu air Manggarai dibuka atas perintah
gubernur. Langkah tersebut berisiko banjir pada kawasan Medan Merdeka
hingga Glodok.
Persoalan ini bertahun-tahun dirasakan warga yang
bermukim di Jakarta. Kita kalangan wong cilik tahu persis gubernur
sebelum Jokowi telah mengeruk, melebarkan dan membuat saluran baru di
pelosok kota.
Ada maksud apa menyalah hujan dan mengatakan saluran
air tak pernah dikeruk? Kota ini dari kampung besar berubah menjadi
metropolitan ada yang mengelola. Justru kini baginya wajib menata lebih
baik sesuai dengan janji kampanye pemilukada.
Merujuk pada
elektabilitas tentang kemampuannya menjadi Presiden RI mengungguli
sejumlah tokoh nasional adalah modal berharga. Didukung anggaran
Pemprov DKI Jakarta mencapai puluhan triliun rupiah, mestinya bisa
mengusir banjir dalam tempo relatif cepat.
Ilustrasi sederhana,
seruan Jokowi agar warga tidak membuang sampah sembarangan ke saluran
air dan penghuni bantaran kali pindah ke rumah susun dipatuhi.
Faktanya? Sudah setahun lebih menjadi gubernur, masih jauh api dari
panggang.
Anggaran triliunan rupiah untuk itu tak bisa
dimanfaatkan. Karuan saja di sana-sini saudara-sudara kita wong cilik
paling menderita. Keleleran di tempat terbuka akibat didera air bah.
Bisa
jadi elektablitas mencuat hanya bertumpu pada teknik pencitraan lewat
media massa. Publik bagai disihir. Seperti berada di padang tandus
melihat ada genangan air. Padahal hanya penampakan belaka. Fatamorgana!
Kesadaran
warga mulai pulih. Gubernur satu ini sebelum melompat ke kursi Presiden
RI didesak agar lebih dulu membuktikan kehebatan hingga akhir masa
bakti. Problema Indonesia jauh lebih rumit daripada sekadar
menangulangi banjir di depan Istana Merdeka.
Nyok kita ke depan terus menyemangati Jokowi agar konsisten menyukseskan agenda Jakarta Baru!
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar