Deklarator Seknas Jokowi, Gusti Agung Putri Astrid Kartika mengatakan
Prabowo dan Partai Gerindra melakukukan distorsi politik dengan
meletakkan Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa calon wakil presiden. Padahal, kata
dia, dalam setiap survei, baik Jokowi dan PDI Perjuangan berada di
urutan teratas. Menurut dia, Prabowo tanpa memperhitungkan survei
melakukan siasat.
“Prabowo akan selalu mencari-cari cara menghindari persaingan dengan
Jokowi yang elektabilitasnya selalu di atasnya,” kata Gung Tri, saap
akrabnya saat dihubungi pada Jumat (7/2/2014). Salah satu cara
Prabowo adalah merangkul Jokowi.
Senada, Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi
Arie Setiadi menilai survei Gerindra melangkahi logika publik. Katanya,
jika menerima ajakan Prabowo sebagai cawapres, maka Jokowi adalah
pemimpin yang menghalalkan segala cara.
“Andai Jokowi menjadi capres, berarti dia tak ambisius dan mendengar aspirasi publik,” kata Muni, sapaan karibnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani
mengatakan partainya tengah menyeleksi nama sejumlah tokoh yang
berpeluang mendampingi Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto
untuk pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini. “Ada sepuluh
nama,” kata Muzani.
Dari sepuluh nama itu, kata Muzani, diantaranya Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Gubernur
Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said
Aqil Siradj, serta dua eks Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie
dan Mahfud MD. “Kami sedang mengintensifkan (pembahasan) nama-nama itu
sebagai kemungkinan-kemungkinan dan terus kami lakukan simulasi di
dalam.”
Namun, Muzani enggan berkomentar ihwal pengerucutan nama-nama calon
pendamping Prabowo itu termasuk Jokowi. “Masih terlalu dini,” ujarnya.
Menurut dia, hingga kini partainya masih melakukan pendataan dan
validitas informasi mengenai 10 nama tokoh itu. “Dengan begitu, kami
bisa membuat keputusan dengan tepat dan akurat.”
Sumber :
indonesiamedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar