Rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membatasi jumlah
kendaraan bermotor di Jakarta sebagai bagian dari Instruksi Wapres
Boediono, “17 Langkah Atasi Kemacetan Jakarta”, masih menemui banyak
kendala. Pemimpin Ibu Kota ke-16 itu mengatakan, yang terpenting
transportasi massal nyaman dan aman harus tersedia lebih dulu.
“Kebijakan seperti itu (pembatasan kendaraan bermotor) memang telah
dilakukan di banyak negara. Lalu kalau sudah dilakukan, alternatif
pilihannya tidak ada, mau gimana?” ucap Jokowi saat mengunjungi redaksi Kompas, Jumat (28/2/2014).
Hingga kini, warga Jakarta masih menunggu kesiapan Jokowi merealisasi proyek Mass Rapid Transit
(MRT). Ia menjelaskan, jika MRT telah terlaksana, ada wilayah yang
perlu diterapkan pembatasan operasional kendaraan, berdasarkan nomor
polisi ganjil-genap dan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP), mulai bisa dipetakan.
“Kami juga sudah hitung kalau jutaan orang harus naik transportasi
massal. Tapi jelas belum siap,“ ungkapnya. Meski demikian, satu koridor
MRT akan dibuka tahun ini sebagai percontohan, sementara ERP juga
sebentar lagi akan terlaksana. “Bisa April atau mungkin agak mundur,”
katanya.
Mobil Murah
Masalah lain yang harus dihadapi,
status Jakarta dan sekitarnya sebagai wilayah paling besar dalam
pemasaran mobil baru. Apalagi masyarakat kini punya pilihan mobil harga
terjangkau, muncul kekhawatiran, populasi kendaraan di Jakarta keburu
membludak sebelum bisa dibatasi. Kalau sudah begini, rutinitas macet
setiap hari tidak bisa terelakkan.
Jokowi meyakini 60 persen dari penjualan mobil baru nasional diserap
oleh konsumen Jabodetabek. “Setahun, sepeda motor laku hampir 1 juta
unit dan 277.000 mobil baru, nanti tambah mobil murah ga tau jadi
berapa. Saya ‘berteriak’ itu ya karena itu, data menunjukan itu. Saya
ngomong apa adanya, mestinya nyambung dong (Pemerintah Pusat
dengan Jakarta). Kita diberikan tugas 17 poin yang harus kita lakukan
dari Wapres. Kemudian muncul ide seperti itu, sudah saya surati kok,”
tutup Jokowi.
Berikut “17 Langkah Atasi Kemacetan Jakarta”
1. Berlakukan electronic road pricing (ERP);2. Sterilkan jalur busway;3. Kaji parkir on-street disertai penegakan hukum;4. Perbaiki sarana-prasarana jalan;5. Tambah jalur busway hingga mencapai 12 koridor;6. Untuk angkutan transportasi siapkan harga bahan bakar gas (BBG) khusus;7. Tertibkan angkutan umum liar, terutama bis kecil yang tak efisien;8. Optimalkan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek dengan re-routing, hanya akan single operation;9. Tertibkan angkutan liar sekaligus tempat perhentiannya;10. Bangun layanan mass rapid transit (MRT) jalur Lebak Bulus-Bundaran HI;11. Bentuk Otoritas Transportasi Jakarta (OTJ);12. Tambah jalan tol. 13. Batasi kendaraan bermotor;14. Siapkan lahan park and ride untuk mengurangi kendaraan serta untuk mendukung penggunaan KRL;15. Bangun double-double track KRL Jabodetabek ruas Manggarai-Cikarang,16. Percepat pembangunan lingkar-dalam KRL yang diintegrasikan dengan sistem MRT;17. Percepat pembangunan kereta api (KA) bandara.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar