Seolah tak sabar menunggu kemenangan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 yang akan datang, PDIP telah
menyusun kabinet bayangan.
Gagasan kabinet bayangan sesungguhnya
adalah praktik politik yang sehat yang berlangsung di negara-negara
dengan sistem demokrasi yang sudah maju. Terutama yang menganut sistem
parlementer. Partai dipaksa mempersiapkan diri merekrut orang-orang
terbaik di setiap sektor sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal serupa ini sesungguhnya telah dilakukan oleh PDIP pada tahun 1999 yang lalu, tetapi selanjutnya kabinet bayangan ini justru menggembosi PDIP karena banyak orang yang merasa berjasa memenangkan PDIP tetapi tidak kebagian tempat di kabinet berbalik arah melawan PDIP. Dalih mereka yang kemudian melawan PDIP adalah tidak mengangkat "orang profesional".
Mendengar telah disusunnya kabinet bayangan Jokowi, koordinator PDIP Projo, Budi Arie Setiadi, memberikan komentaranya.
"Gagasan
kabinet bayangan versi PDIP sah-sah saja. Tapi harus jelas dulu siapa
presidennya. Karena kabinet itu hanya pembantu presiden yang akan
menjalankan visi dan program presiden terpilih," kata Budi Arie Setiadi,
Jumat (28/2/2014).
Menurut
Budi, tugas dan fungsi partai politik memang melakukan kaderisasi dan
rekrutmen politik. Tapi bukan berarti kabinet diisi oleh kader PDIP jika
nantinya capres partai banteng ini menang.
"Dengan tingginya
sinisme publik terhadap partai politik karena berbagai kasus korupsi
yang melibatkan kadernya, alangkah baiknya kabinet mendatang sebaiknya
diisi kabinet ahli dan profesional sebab publik masih sangat sinis dan
memiliki persepsi bahwa kementerian hanya dijadikan kapal keruk partai
politik, " pungkas mantan aktivis UI 98 ini.
Projo juga pernah
bersuara agar nantinya Jokowi diajak bicara soal kabinet yang dibentuk.
Mereka tak ingin Jokowi diperlakukan seperti Tri Rismaharini yang
tertekan sampai ingin mundur karena tak diajak bicara perihal pemilihan
Wawali Surabaya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar