Mal, perkantoran, dan hunian di Jakarta banyak berdiri pada lahan
resapan air. Keberadaannya menjadi salah satu penyebab banjir. Karena
itu, DPRD mendesak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) segera mengembalikan fungsi resapan
air tersebut.
“Jokowi harus berani mengembalikan fungsinya,” kata
Farel Silalahi, anggota DPRD DKI Jakarta, Kamis (6/2/2014). “Tak usah ragu,
siapa yang melanggar aturan harus ditertibkan.”
Berkurangnya
daerah resapan, kata Farel, merupakan salah satu penyebab banjir Jakarta
saat ini. “Selain masalah drainase, berdirinya mal atau plaza di daerah
resapan menjadi salah satu sebab banjir juga,”tandasnya.
Kawasan
resapan atau ruang terbuka yang berubah fungsi antara lain terekam di
sepanjang Jalan Asia Afrika atau kawasan Senayan. Selain pusat
perbelanjaan, di sana juga banyak dimanfaatkan perkantoran.
Begitu
pula di kawasan Kelapa Gading dan Sunter, Jakarta Utara. Lahan resapan
air berubah menjadi bangunan beton. Dampaknya bila hujan besar wilayah
tersebut terendam banjir.
Di Jakarta Barat daerah resapan yang
banyak berubah fungsi juga terjadi di Kembangan. Sedangkan di Jakarta
Selatan resapan air yang dimanfaatkan menjadi pusat perbelanjaan dan
perkantoran berada di Kemang dan Pondok Indah.
Sulit Dikembalikan
Wakil Gubernur Ahok mengakui banyak gedung komersial di Jakarta yang
berada di daerah resapan atau ruang terbuka hijau (RTH). Tetapi,
keberadaannya secara tata ruang gedung tersebut tidak menyalahi aturan.
“Persoalannya
mereka dapat izin dulu. Kenapa dulu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tidak mau diperdakan secara langsung?” ujar Ahok seraya menjelaskan hal
yang sudah berubah tersebut sulit untuk dikembalikan karena sudah
diputihkan pada Perda RTRW sebelumnya.
Melihat fakta ini, sambung
Ahok, pada Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sudah diatur RTH
sedemikian rupa. Selain itu, tiap tahun dianggarkan triliunan untuk
pembebasan lahan masyarakat. “Ini untuk memenuhi 30 persen RTH. Ini yang
kami upayakan saat ini,”tandasnya.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar