Banyaknya pandangan yang menilai rekayasa cuaca melalui Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC) gagal mengurangi curah hujan dan banjir di
Jakarta, membuat Gubernur DKI Jakarta Jokow Widodo (Jokowi) merasa
jengkel.
Mantan Wali Kota Solo itu menegaskan pihak yang melakukan rekayasa
cuaca TMC adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bukan Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI yang melakukan inisiatif tersebut.
“Rekayasa cuaca itu dilakukan dengan melibatkan BNPB dan BMKG. Jadi
jangan Jokowi, Jokowi yang rekayasa cuaca. Lah siapa yang inisiatif,”
kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Bahkan politisi PDIP ini membantah membiayai TMC. Karena hingga saat
ini, Pemprov DKI belum mengeluarkan uang sepeser pun untuk membiayai
teknologi penyebaran garam di awan. Dana TMC justru dibiayai oleh BNPB.
“Kita belum mengeluarkan uang sepeserpun. Kita belum mengeluarkan
uang untuk itu. Saya tegaskan kita belum mengeluarkan uang sepeser pun,”
ujarnya.
Namun, lanjutnya, meski belum mengeluarkan uang untuk TMC, bukan
berarti Jokowi tidak mendukung upaya keras BNPB. Dia mendukung program
tersebut sepanjang mendatangkan kebaikan bagi kota Jakarta.
Tetapi, sekali lagi mantan pengusaha mebel ini menegaskan Pemprov DKI
tidak mau mengeluarkan uang banyak untuk melaksanakan rekasaya hujan
itu.
“Sepanjang itu baik dan bagus, tentu kita akan mendukung. Jangan
dipikir kita mengeluarkan uang banyak untuk itu. Hasilnya, yang menilai
biar masyarakat,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Syamsul Ma’arif mengatakan kalau pemerintah
pusat menanggung anggaran Rp 20 miliar terlebih dahulu untuk pelaksanaan
TMC. Hal ini diupayakan, karena DKI telah dalam status Siaga Darurat
Banjir. Anggaran ini digunakan antara lain untuk operasional pesawat
terbang, pengadaan bahan semai, pembuatan mekanisasi seeding, serta
tenaga ahli dan teknis.
“Sebenarnya BNPB memiliki anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk
penanggulangan banjir di seluruh wilayah Indonesia. Rp 50 miliar di
antaranya, kami gunakan untuk penanggulangan banjir Ibu Kota. Dari uang
itu, sebanyak Rp 20 miliar digunakan untuk menalangi biaya TMC. Mau
bagaimana lagi, uangnya Pemprov DKI kan belum keluar. Harus nunggu
paripurna dulu,” kata Syamsul.
Padahal, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho mengatakan BNPB akan tetap mengambil langkah-langkah untuk
mengantisipasi hujan yang diprediksi akan tetap turun hingga bulan
depan. Yaitu dengan tetap melakukan TMC hingga pertengahan Maret ke
depan.
“TMC masih terus sampai pertengahan Maret. Tergantung Pak Jokowi,
kalau statusnya sampai pertengahan Februari, kita sampai Februari,” ujar
Sutopo.
Pelaksanaan TMC, setidaknya dapat mengurangi tingkat airnya. Dalam
kurun 7 hari pertama, sejak 14 Januari lalu, teknologi ini mampu
mengurangi sebesar 22%.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar