Jumat, 13 Desember 2013

Korban Gusuran Kampung Sumur Ngadu ke DPRD

Ratusan warga Kampung Sumur, Kelurahan Klender, sebagai korban gusuran mengadu ke DPRD DKI Jakarta. Mereka mendesak anggota dewan agar memperjuangkan hak warga untuk mendapatkan ganti rugi dari lahan yang digusur Pemprov DKI pada tanggal 9 Oktober 2013.
Ratusan warga yang terdiri dari lelaki dan perempuan datang ke gedung DPRD di Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jumat (13/12). Kedatangan mereka diterima Ketua Komisi A Johny Simanjuntak, Sayoga Hendrosubroto dan Taufiqurahman. “Kami menggarap tanah tersebut sejak tahun 1980, tapi pemerintah seenaknya main gusur. Kami menuntut ganti rugi lahan,” ujar Muhamad ZD, juru bicara warga.
Ratusan warga yang mengadu ke DPRD mewakili 170 kepala keluarga (KK) yang menggarap lahan seluas 3 hektar. “Sejak bangunan itu dibongkar, ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan kini mereka hidup menggelandang di sekitar lokasi pembongkaran,” kata Muhamad sambil menjelaskan harga pasar tanah di lokasi itu kini mencapai Rp 8 juta/M2. Lahan yang dibongkar seluruhnya mencapai 13 hektar yang terletak di RW 07 Kelurahan Klender, Durensawit, Jakarta Timur.
Warga menilai Pemprov DKI lebih mementingkan konglomerat untuk membangun mal atau apartemen dibanding membela rakyat kecil. “Pak Jokowi, perhatikan nasib kami yang kini tak punya tempat tinggal lagi,” ratap Ny Saniah, salah satu korban gusuran.
Seusai mendengarkan pengaduan dari sejumlah warga, Johny menyatakan pihaknya akan membentuk tim untuk  membahas masalah ini secara lebih serius. Jika ada hak-hak warga yang terabaikan, maka Komisi A tidak ragu-ragu untuk membantu memperjuangkan. “Tapi memperjuangkan hak harus punya dasar yang dapat dipertanggungjawabkan,” kata Johny.

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar