Dukungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghapuskan
bahasa Inggris dari kurikulum Sekolah Dasar (SD) dikritik oleh Ketua
Pembina ASEAN Competition Institute (ACI), Roy Martua Pardede. Pasalnya,
tahun 2015, Indonesia bakal bergabung dalam pasar bebas negara-negara
ASEAN di mana bahasa Inggris sebagai bahasa persatuan.
Dia menilai pelajaran bahasa Inggris harus diajarkan semenjak dini
agar masyarakat bisa terbiasa dengan bahasa global ini. "Kalau bahasa
Inggris dihapuskan dari kurikulum, sedangkan bahasa Inggris itu jadi
bahasa persatuan ASEAN.
Bisa tenggelam negara kita," ujarnya dalam
seminar standarisasi perdagangan di Aryaduta hotel, Jakarta, Jumat
(13/12/2013).
Menurutnya, dia dulu sangat simpatik dengan sosok mantan walikota
Solo tersebut. Tetapi, dengan pernyataan Jokowi yang menyetujui siswa SD
tidak mendapatkan mata pelajaran bahasa Inggris membuatnya tidak respek
kepada Jokowi.
"Dulu saya simpatik sama Jokowi tapi semenjak dia menyetujui bahasa
inggris dihapuskan dari mata pelajaran SD ya tidak sekarang," katanya.
Seperti diketahui, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015 mendatang, Indonesia harus terus meningkatkan daya saingnya.
Peningkatan tersebut melalui jalan menumbuhkan kesadaran para
stakeholders terkait akan pentingnya peningkatan daya saing produk
Indonesia.
Sektor jasa menjadi prioritas pada MEA 2015 karena memiliki
kontribusi sekitar 50,3 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB)
ASEAN. Dalam bidang jasa, bahasa inggris dibutuhkan untuk menjalin
komunikasi antar bangsa.
Sebelumnya, Jokowi mendukung penghapusan
mata pelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak Sekolah Dasar. Menurut
dia, tingkatan SD harus diutamakan pelajaran Bahasa Indonesia.
"Saya lebih setuju buat SD lebih baik adalah pelajaran bahasa Indonesia atau muatan lokal," ujar Jokowi di Koja, Jakarta Utara.
Menurutnya, pelajaran bahasa Inggris hanya menjadi mata pelajaran
tambahan atau masuk ke dalam ekstrakurikuler. Yang lebih penting untuk
anak tingkatan SD adalah pelajaran bahasa Indonesia.
"Saya setuju bahasa Indonesia lebih diutamakan, kalau bahasa Inggris
nantinya bisa dilanjutkan bisa dipelajari pada tingkat selanjutnya
ditingkatkan SMP," kata dia.
Selain bahasa Inggris, mata pelajaran yang juga dihapus adalah
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) serta Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar