Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengklaim program Kartu Jakarta Sehat
(KJS) sudah berjalan optimal. Setidaknya, kesimpulan tersebut yang
didapatkannya berdasarkan tinjauan di lapangan secara langsung selama
ini.
"Saya kan harus terus memastikan rakyat dilayani. Saya rasa
enggak ada masalah lagi," ujar Jokowi saat meninjau pelayanan di RSUD
Koja, Jakarta Utara, Jumat (13/12/2013) siang.
Kendalanya,
lanjut Jokowi, hanya ada pada banyaknya KJS yang belum diambil oleh
masyarakat. Kondisi tersebut terjadi di Jakarta Barat. Namun, diakuinya,
tanpa KJS, rumah sakit tetap melayani.
Kendala kedua yakni
pemahaman pengguna KJS soal obat apa saja yang diakomodasi atau tidak
diakomodasi dalam program KJS. Hal itu yang ditemuinya di RSUD Koja dari
salah satu pengunjung.
"Saya dapat keluhan, Pak, kok obatnya
bayar. Pas setelah dicek ternyata itu bukan obat, melainkan suplemen.
Kalau suplemen ya bayar. Kalau obat baru gratis, Bu, gitu-gitu saja," ujarnya.
Jokowi
menganggap hal tersebut bukanlah kendala yang berarti. Yang penting,
lanjut Jokowi, pasien KJS yang notabene berada di garis kemiskinan bisa
berobat tanpa mengeluarkan banyak biaya. Persoalan yang di lapangan
adalah persoalan teknis.
Warga puas
Nur
Elvadila (23) tampak bingung melihat kerumunan orang yang tiba-tiba
terjadi di depan loket penebusan obat di RSUD Koja. Warga Rorotan,
Jakarta Utara, yang memiliki penyakit radang di parunya tak mengetahui
jika Jokowi meninjau RSUD Koja itu.
"Oh, Pak Jokowi toh, bagus deh ninjau lapangan terus," ujarnya.
Wanita
yang akrab disapa Dila itu adalah salah satu warga yang belum menerima
KJS meski ber-KTP DKI. Namun, kondisi itu tak mengakibatkan pelayanan
terhadapnya berkurang. Bermodal surat rujukan dari Puskesmas Rorotan,
Dila tetap dilayani.
"Saya sudah enam bulan berobat di sini. Sekarang sudah enakan. Dikasih tiga jenis obat untuk nyembuhin paru-paru," ucap Dila.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar