Sekretariat Nasional Joko Widodo atau yang disingkat "Seknas Jokowi" baru berumur enam
hari. Seknas ini dibentuk di Jakarta pada 11 Desember 2013 lalu. Ketua
Presidium Seknas Jokowi, Muhammad Yamin mengatakan, Seknas
dideklarasikan di Jakarta oleh 100 orang. Pelopornya, kalangan aktivis
1980-an. "Teman-teman angkatan saya," kata Yamin, Senin (16/12/2013).
Mereka memandang Jokowi sebagai tokoh yang mampu membawa
perubahan. "Kami bukan anak kemarin sore yang ikut euforia Jokowi,
melainkan sudah lama mau perubahan. Kami lihat tokoh yang mampu
perubahan mengemban adalah Jokowi."
Menurutnya, Seknas dibentuk
sebagai wadah dukungan dari berbagai daerah kepada Jokowi untuk menuju
RI-1. Menurutnya, dalam empat bulan terakhir semakin banyak kabupaten
yang mendukung pencapresan Jokowi. "Data kami ada 140 titik di berbagai
kabupaten. Di satu kabupaten bisa ada dua titik," kata mantan anggota
DPR dari PDIP ini.
Dia menyebut, di antaranya Palembang,
Medan, Lampung, Surabaya, Cirebon, Brebes, Tegal, Nusa Tenggara Timur,
dan Papua. Nama gerakan pendukung itu pun beragam dan unik. Ada Pondok
Jokowi Presidenku, Gong Jokowi, hingga yang bernama Jokowi alias
Jaringan Organisasi Komunikasi Warga Indonesia.
Yamin mengaku
sudah berkali-kali berembug dengan perwakilan daerah-daerah itu. Selama
ini mereka menggunakan dana pribadi dalam bergerak. Sekarang, ia sedang
menggagas saweran Jokowi. Ia ingin masyarakat bisa menyumbang meski
hanya Rp 5 ribu. Nantinya, dana yang terkumpul akan digunakan untuk
membuat atribut kampanye Jokowi.
Langkah konkret lain saat ini
menurutnya adalah pendaftaran relawan. "Kami persiapkan setiap minggu
ada acara di Bundaran HI untuk pendaftaran relawan."
Mereka yang berminat akan dilatih menjadi juru kampanye. Sementara,
mereka memusatkan kegiatannya di sekretariat di Jalan Kendal, Menteng,
Jakarta Pusat. "Tapi minggu depan pindah ke Jalan Brawijaya, Jakarta
Selatan," kata pria yang mengaku masih aktif sebagai pengacara di
Publica Law Firm.
Meski sudah bergerak, Yamin menyebut tak pernah minta persetujuan
ataupun melapor keberadaan Seknas pada Jokowi. Dia sendiri hanya bertemu
Jokowi secara tidak sengaja di beberapa acara. "Kami enggak mau ganggu
Pak Jokowi. Dia akan tau sendiri."
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar