Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menengarai ada provokator yang
hendak mengacaukan jalannya penertiban permukiman liar warga Taman
Burung Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (12/12/2013). Hal itu
dibuktikan dengan temuan sejumlah senjata tajam di rumah kosong yang
sudah ditinggal penghuninya di sana.
Kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Senin (16/12/2013) pagi,
Jokowi mengatakan bahwa ada warga yang membujuk warga lain untuk tidak
pindah dan membangun rumah di sana.
"Yang harus diketahui itu
lapangannya, siapa yang ada di baliknya warga. Ini hanya ada orang-orang
yang dirugikan. Dirugikan apanya, orang ini kan tanah negara, mereka yang bisa dipidana," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro
Penjaringan Ajun Komisaris Jauhari mengatakan bahwa sebelum penertiban
permukiman, Kamis lalu, polisi menemukan sejumlah senjata tajam dan bom
molotov yang disimpan di rumah-rumah kosong. Barang-barang itu diduga
dipersiapkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk melakukan
perlawanan saat penertiban rumah dimulai. Namun, dengan sejumlah
pendekatan keamanan oleh Polisi, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja,
penertiban berjalan tanpa ada kericuhan yang telah diduga.
Penemuan senjata tajam dan bom molotov itu terjadi pada subuh
sebelum penertiban. Jumlah itu terdiri dari 8 buah bom molotov berisi
bensin, 4 buah kapak, 13 buah pisau, 8 buah golok, 3 buah pisau daging, 2
buah parang, 1 buah pedang, 6 buah celurit, 4 buah gir belakang motor, 6
linggis, 2 kunci letter L, dan berbagai macam senjata tajam lain.
"Tidak ada yang kita tetapkan sebagai tersangka. Kami hanya jadikan barang-barang itu sebagai barang bukti," ujar Jauhari.
Penertiban di Taman Burung Waduk Pluit itu dilakukan terhadap 150
bangunan liar. Ada 40 kepala keluarga yang masih bertahan di area
tersebut, sementara warga lain telah pindah ke rumah susun yang
disediakan Pemprov DKI.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar