Senin, 16 Desember 2013

Megawati-Jokowi Nyodok Sebagai Opsi, PDIP: Sangat Mungkin

Isyarat Megawati Soekarnoputri pada Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) awal September lalu begitu jelas. Setelah Joko Widodo (Jokowi) membacakan 'Dedication of Life' di hadapan ribuan kader, sang ketua umum memuji Gubernur DKI Jakarta itu.
"Dari rahim cinta kasih PDI Perjuangan, kini banyak lahir deretan pemimpin muda potensial, seperti Jokowi," kata Megawati disambut riuh ribuan kader PDIP di Ancol, Jakarta, September 2013 yang lalu.
Tidak hanya itu, yang membuat publik menyakini Megawati akan memilih Jokowi sebagai capres 2014 adalah pernyataannya bahwa bukan kebetulan Jokowi yang membacakan 'Dedication of Life' yang ditulis Bung Karno, ayahnya, di senjakala kekuasaannya.
"Untuk membaca 'Dedication of Life' dari Bung Karno justru Pak Jokowi, karena, ya katakan itu sebuah makna, bahwa sebuah regenerasi itu secara alami pasti berlanjut," kata Megawati.
Sejak sinyal itu, nama Jokowi kian ramai dibicarakan di internal partai banteng sebagai kandidat capres 2014. Bahkan, demi kelanjutan trah Bung Karno, Prananda Prabowo dan Puan Maharani - anak kedua dan ketiga Megawati - sempat digadang-gadang untuk mendampingi Jokowi.
Namun belakangan, konstelasi itu dikabarkan berubah, seiring dengan seringnya Megawati dan Jokowi tampil bareng di hadapan publik. Sebut saja menanam kedelai di Yogyakarta, mengunjungi warga bantaran Ciliwung dan terakhir pada akhir November lalu, Megawati dan Jokowi sama-sama memberi kuliah umum di kampus Universitas Indonesia (UI).
Sumber di internal PDIP menyebutkan, Megawati memang sering mengajak Jokowi untuk memenuhi setiap undangan yang datang kepadanya. Namun, sumber itu juga tidak menampik, penampilan keduanya merupakan strategi partai untuk menyosialisasikan pasangan tersebut.
Kata sumber itu, Megawati-Jokowi memang sedang digodok PDIP sebagai salah satu opsi untuk dimajukan sebagai capres-cawapres di Pilpres 2014. Bahkan, opsi itu untuk saat ini adalah yang utama.
"Toh survei (terbaru) kita se-Indonesia dengan sampel 2.650 Mega-Jokowi dipilih 60 persen. Berikutnya Prabowo-Hatta 30 persen sekian. Sisanya yang lain," kata sumber tersebut.
Unggul di survei internal bukan satu-satunya alasan. Sumber itu mengatakan, pasangan Megawati-Jokowi tengah diupayakan untuk menghindari politik dagang sapi.
"Paling aman ya sama Bu Mega. Bu Mega kan ndak punya vested interest. Kebayang kalau Jokowi dipasangkan dengan sosok lain. Mumet urusan politik dagang sapi nanti," ujarnya.
Di sisi lain, kata sumber itu, opsi itu justru sangat didukung oleh Jokowi sendiri. "Megawati capres terbaik pilihan Jokowi," kata sumber itu.
Menanggapi hal itu, Megawati bersikap dingin. Seperti jawabannya yang sudah-sudah, Presiden ke-5 RI itu mengatakan partainya saat ini sedang fokus memenangkan Pemilu Legislatif 2014.
"Itu (isu Megawati-Jokowi) nanti dulu," kata Megawati sambil berlalu usai Pekan Politik Kebangsaan di Menteng, Jakarta, Selasa 10 Desember lalu.
Jika Megawati benar maju di Pilpres 2014, itu bakal jadi Pilpres ketiga, dengan kekalahan dua kali di 2004 dan 2009. Belum jelas memang apakah Megawati mau dimajukan kembali dan menerima risiko kalah untuk ketiga kalinya.
Dulu sewaktu suaminya Taufiq Kiemas masih hidup, kata sumber lain di PDIP, Megawati pernah menyatakan sudah lelah. Dia hanya ingin menjadi 'ibu bangsa' yang berada di balik layar dan melahirkan kader-kader terbaik. Namun, semua bisa saja berubah mengingat konstelasi politik yang ada. Terlebih, sesuai Kongres III PDIP 2010, mandat penentuan capres ada di tangan Megawati.
"Tapi kalau saya sih meyakini Ibu Mega tidak mau nyapres lagi," ujar sumber tersebut.
Soal ini, Jokowi belum sempat dikonfirmasi. Namun, dalam kesempatan yang sudah-sudah, dia selalu mengelak jika ditanya soal pencapresan 2014. "Soal politik tanya ibu ketum, saya fokus Jakarta," demikian jawaban pamungkas Jokowi setiap kali ditanya soal pencapresan.

Mega-Jokowi ke Pilpres 2014? Senior PDIP: Sangat Mungkin
Isu duet Mega-Jokowi bakal diusung PDIP di Pilpres 2014 menguat. Di internal PDIP tak memungkiri kemungkinan itu serba terbuka.
"Semua masih serba mungkin dalam kondisi saat ini," kata politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno, kepada detikcom, Senin (16/12/2013).
Hendrawan menuturkan, saat ini semua elite PDIP sedang turun ke masyarakat. Tujuannya untuk menyerap aspirasi masyarakat soal capres 2014.
"Bagaimana aspirasi masyarakat nanti terkulminasi dalam deklarasi capres-cawapres," kata Hendrawan.
Sementara ini PDIP juga masih fokus pemenangan Pileg 2014. "Pileg saja belum beres, mesin partai masih terus bekerja," katanya.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memang sudah bicara capres PDIP akan diputuskan setelah Pileg. Keputusan Mega menunda-nunda deklarasi pencapresan Jokowi ini semakin membuat rumor dirinya yang akan nyapres duet dengan Gubernur DKI Jokowi.
Keputusan internal PDIP memang memasrahkan keputusan soal capres dan cawapres yang akan diusung ke Mega. Menurut Hendrawan, pada saatnya Mega akan mengumumkan siapa capres PDIP pada saat yang dianggap tepat.
"Pencapresan itu untuk PDI Perjuangan adalah amanat ketua umum, itu sudah amanat kongres. Tentu saja ketua umum punya pertimbangan siapa yang diusung, dan timing yang tepat kapan," tandasnya.

Sumber :
- merdeka.com
- detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar