Penggusuran bangunan di Taman Burung, Waduk Pluit, beberapa waktu lalu
dianggap tidak manusiawi. Langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
kemudian dibandingkan dengan penggusuran Soekarno saat akan membangun
Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Ketua Forum Warga Kota
Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan menilai, Soekarno mampu
memindahkan warga tergusur dengan cara yang baik.
"Soekarno saat
itu pun pernah menggusur, tetapi cara menggusurnya lebih oke dan lebih
bagus dari pada sekarang," ujar Azas Tigor dalam diskusi Refleksi Akhir
Tahun Warga Kota Jakarta ' Menuju Jakarta yang Manusiawi' di Gedung
Dewan Pers, Jakarta, Senin (16/12/2013).
"Saat itu, ketika ngebangun
GBK, itu kan tadinya kampung lalu digusur, dan setelah itu dikasih
rumah. Kalau kita lihat, penghargaan dari Soekarno itu sangat besar
terhadap rakyat kecil," tutur Tigor lagi.
Kata Tigor, pada zaman
itu, kondisi Ibu Kota Jakarta tidak terlalu padat. Selain itu, ada
peningkatan jumlah penduduk DKI Jakarta setiap tahun.
"Kalau
zaman Soekarno waktu itu, orang-orang masih terbuai, digusur saja masih
bisa senyum, beda sekali dengan kondisi sekarang," jelas Tigor.
Tidak
hanya itu, Tigor mengatakan, Soekarno juga memiliki banyak cara saat
melakukan penggusuran. "Karena waktu itu, alternatifnya lebih banyak,
dibanding zaman sekarang," tuturnya.
Tigor berharap ada perbaikan
dalam melakukan relokasi kepada warga-warga yang terkena penggusuran.
Dengan begitu, nantinya, korban penggusuran mendapatkan kehidupan layak
akibat penggusuran.
"Orang merantau ke Jakarta ingin lebih baik,
kalaupun dia dipindahkan atau digusur sekalipun, kehidupan berikutnya
harus lebih baik dari sebelumnya," pungkasnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar