Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menampik tudingan tak manusiawi dalam
penertiban permukiman di Taman Burung Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara,
beberapa waktu lalu. Menurut pria yang akrab disapa Jokowi, penertiban
telah terencana dan sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
"Ndak, terencana, ndak manusiawi gimana
sih, kita itu kan sudah sosialisasi kepada warga sebelumnya," kata Jokowi
kepada wartawan di sela kesibukannya di Balaikota, Jakarta, beberapa
waktu lalu.
Tidak hanya itu, Jokowi menegaskan, warga yang
rumahnya dibongkar memang tidak memenuhi kriteria mendapatkan rumah
susun sebagai relokasi. Sebab, mereka tidak ber-KTP DKI dan mengontrak
kepada warga yang menguasai lahan yang diketahui milik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta tersebut.
"Ada pemilik yang punya 20 rumah di situ, masak kita berikan rusun? Hati-hati, tanah itu punya negara, bisa pidana," ujarnya.
"Kalau seperti Ria Rio, Pluit, pasti kita ajak bicara dulu. Wong
ini mereka juga mendirikan rumah terus. Dianggap kalau mendirikan
rumah, nanti dituker sama rusun yang lebih gede. Kita ini enggak
sembarangan, tapi lihat yang terjadi di lapangan juga," lanjutnya.
Yang
mengejutkan pihaknya, lanjut Jokowi, ketika sosialisasi kepada warga
dilakukan, Pemprov DKI yang didampingi aparat kepolisian menemukan
puluhan senjata tajam dan bom molotov di rumah warga. Jokowi mengaku
tidak mengetahui kegunaan senjata itu, apakah akan digunakan untuk
melawan Satpol PP dan personel Polri saat tindak penertiban dilakukan
atau tidak.
Kompas.com belum dapat mengonfirmasi Kepala
Kepolisian Sektor Metro Penjaringan AKBP Suyudi. Pesan singkat yang
dikirimkan belum dibalas dan kontak melalui telepon pun belum
tersambung.
Jokowi dinilai tidak manusiawi oleh pengamat tata
kota Universitas Trisakti Nirwana Joga karena tidak menyediakan rusun
untuk warga yang tergusur di penertiban Taman Burung. Pemerintah
Provinsi Jakarta dianggap hanya bisa melakukan penertiban tanpa
memberikan solusi tempat tinggal.
"Kalau penertiban terus
dilakukan, akan memberikan efek kurang baik atas persepsi masyarakat ke
pemprov. Artinya, gubernur dikatakan tak manusiawi," ujarnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar