Jumat, 01 November 2013

Sampai Saat Ini Jokowi Bersikeras UMP DKI 2,4J

Perwakilan buruh telah diterima oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan keberatan atas UMP DKI 2,4J. Jokowi bersikeras untuk mempertahankan kebijakannya itu.
"Tadi kami sudah masuk dan kata Jokowi akan mempelajari alasan kita menuntut upah 3,7J. Tapi Jokowi tetap menyampaikan bahwa tetap mempertahankan 2,4J," kata Baris Silitonga, salah seorang perwakilan dari Forum Buruh yang berdemo di depan Balaikota.
Jokowi berjanji akan berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja DKI. Nantinya perwakilan buruh juga akan diajak berdiskusi kembali namun waktunya belum dipastikan.
"Jokowi tidak kasih kepastian waktunya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi bertanya alasan unsur buruh tidak hadir dalam rapat Dewan Pengupahan pada Kamis (31/10/2013).
Padahal dalam rapat tersebut merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan alasan kenaikan UMP. Dewan Pengupahan terdiri dari pengusaha, pekerja dan Disnaker.
"Kita nggak datang karena kita tahu kubu pemerintah pasti kolaborasi sama pengusaha. Ya pasti kita kalah debatlah," tutur Baris.
Sebelum bertemu Jokowi, perwakilan buruh lainnya, Dedi, menyatakan alasan buruh menolak ikut rapat Dewan Pengupahan karena sejak awal Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang sudah ditetapkan tidak seperti harapan buruh. Buruh menuntut KHL Rp. 2.667.320,-
"Mereka hitung kebutuhan transportasi kami Rp 11.500 per hari. Padahal kami butuh Rp 10.000,- sekali jalan dan berarti Rp 20.000,- per hari. Makanya kami menolak berapa pun angkanya dalam penetapan UMP. Kami tidak ingin dibodohi," bebernya.
Kamis kemarin, Jokowi mengundang buruh yang berdemo di depan kantornya untuk mendengar aspirasi mereka. Setelah 20 menit menunggu, buruh tidak juga datang sehingga Jokowi pun pulang.
Jokowi kemudian menandatangani rekomendasi Dewan Pengupahan untuk UMP 2014 2,441J. Kenaikan ini sebesar 6 persen dari UMP DKI 2013 sebesar 2,2J.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar