Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengaku menerima
banyak caci maki setelah mengkritik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi). Namun Mubarok menyebut bahwa caci maki tersebut tidak alamiah
dan dilakukan oleh tim khusus untuk menghantam balik jika ada pihak yang
mengkritik Jokowi dengan bantuan teknologi.
"Sudah banyak orang
yang mengatakan bahwa Jokowi tidak bisa dikirik, karena akan ada
serangan balik caci maki. Serangan caci maki ini tidak alamiah dan
dilakukan oleh tim dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial.
Masyarakat Indonesia yang cerdas lambat laun juga akan tahu bahwa semua
itu tidak lebih dari rekayasa saja," ujar Mubarok saat dihubungi
wartawan, Jumat (1/11/2013).
Mubarok meyakinkan kondisi Jokowi menjadi
media darling saat ini tidak akan selamanya terjadi. Menurut Mubarok,
selain karena tidak alamiah, juga ada kemungkinan munculnya
kepentingan-kepentingan politik jaringan media besar terkait pemilu
presiden 2014 nanti.
Mubarok mengatakan bisa saja ke depannya
kondisi Jokowi justru terbalik dengan kondisi saat ini. Pasalnya saat
ini belum mengetahui apakah calon-calon presiden akan menggunakan
jaringan media-media sebagai media kampanye.
"Dalam politik
semuanya mungkin, bisa belok kiri bisa belok kanan, tergantung
kepentingan. Bisa saja justru ke depan Jokowi jadi bulan-bulanan,"
tukasnya.
Sumber :
merdeka.com
Ahmad Mubarok "Asma" (asal mangap) bukti riil ya... orang Jakarta saja milih Jokowi jadi Gubernur dan tidak milih Ahmad Mubarok
BalasHapus