Sejumlah pengamat dan analis politik memprediksi Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) akan muncul sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bahkan, dalam survei lewat telepon yang digelar
Tempo selama tiga hari sejak Senin hingga Rabu, (28/8/2013),
delapan dari 10 analis politik menjagokan Jokowi memenangkan kursi R-1 dalam Pemilihan Umum 2014.
Direktur Riset Charta
Politica Indonesia Yunarto Wijaya, satu dari 10 analis yang ikut disurvei,
mengatakan Jokowi memiliki kans terbesar menduduki kursi Presiden. Keyakinannya
itu mengacu pada rilis sejumlah lembaga survei nasional yang kerap kali
menempatkan Jokowi sebagai tokoh yang paling tinggi elektabilitasnya. "Kalau
tidak ada perubahan yang cukup besar, Jokowi tidak terbendung," kata Yunarto
Wijaya.
Dalam hasil survei Opinion Makers dan Pakar yang dirilis lembaga
survei Pol-Tracking Institute Agustus lalu, gubernur terpilih DKI Jakarta, Joko
Widodo atau Jokowi, menempati peringkat pertama. Ia menggungguli 34 nama lain,
seperti Anies Baswedan dan Sri Mulyani Indrawati. Demikian pula dalam Survei
Nasional Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih Pra-Pemilu 2014 yang digelar
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), akhir Juni
lalu. Jokowi mengalahkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo
Subianto.
Tak semua analis politik sepakat Jokowi bakal menduduki kursi
presiden. Misalnya saja, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia Arbi Sanit. Menurut Arbi, rilis beberapa lembaga survei yang
menempatkan Jokowi sebagai tokoh tertinggi elektabilitasnya belum mengatakan apa
pun. "Survei sekarang banyak biasnya," katanya. Arbi menegaskan, Jokowi bakal
tak terbendung di Pilpres 2014 kalau kalangan menengah ke atas ikut
mendukungnya. Selama ini Jokowi hanya didukung oleh kalangan menengah ke bawah.
Demikian juga dengan Kacung Marijan, guru besar Ilmu Politik Universitas
Airlangga, yang ragu Jokowi bakal maju dalam pilpres. "Masih tanda tanya apakah
Megawati bersedia melepaskan jatahnya sebagai calon presiden dari PDI-P."
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Puan Maharani
meminta publik untuk tidak selalu mengaitkan Jokowi dengan pencalonan presiden.
Ia menegaskan, partainya memiliki banyak tokoh potensial di samping Jokowi.
Kader lain yang disebut Puan, antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,
Gubernur Kalimantan Timur Teras Narang, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelius
Lay. "Masih banyak juga bupati dan wali kota lain," katanya.
Menurut
Puan, hingga kini PDI-P belum menentukan calon presiden yang akan
diusung oleh partai berlambang banteng itu. Yang akan menentukan tokohnya,
menurut Puan, adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Puan pun juga enggan
menanggapi kabar yang menyebutkan Megawati menolak maju menjadi calon presiden
pada pemilu mendatang. "Saya tidak tahu, mungkin Anda lebih tahu."
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar