Program lelang jabatan untuk posisi lurah dan camat baru saja selesai digelar Pemprov DKI Jakarta. Proyek besutan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sengja dibuat untuk melihat langsung kemampuan anak buahnya memimpin satu daerah.
Sebagian besar yang mendaftar sudah pasti terpilih. Hanya saja, sangat sedikit yang menempati posisi semula, karena mayoritas dari peserta bakal dipindah mengisi jabatan lain.
Kinerja mereka yang terpilih bakal dievaluasi tiap enam bulan. Jika mendapat rapor merah, bersiap-siaplah untuk dicopot dari posisinya.
Salah satu peserta yang lolos seleksi ini ada Susan Jasmine Zulkifli. Jika dulunya bekerja sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana di Kelurahan Senen, Jakarta Pusat, kini Susan menjadi Kepala Kelurahan Lenteng Agung di Jakarta Selatan.
Mulanya Susan sangat menikmati jabatan barunya ini. Tapi di tengah jalan, dia digoyang protes oleh warga binaannya sendiri.
Sepekan terakhir nama ibu satu anak ini ramai diperbincangkan publik. Dia di demo warga Kelurahan Lenteng hanya karena memiliki keyakinan yang berbeda dengan mayoritas mereka.
Salah satu pendemo, Muhammad Rusli Hamzah mengatakan, perbedaan keyakinan antara bu lurah cantik itu dan warga, membuat sejumlah kegiatan di lingkungan mereka terganggu.
"Seperti yang lazim dilakukan aparatur pemerintah di wilayah kami, seperti pada momen bulan Ramadan, biasanya dimanfaatkan secara maksimal, seperti silaturahmi ke sejumlah masjid. Tahun depan tak ada lagi arena kan beda (keyakinan)," ucap Rusli, warga RT 2 RW 2, Kelurahan Lenteng Agung.
Jokowi menanggapi santai ulah segelintir warga pada anak buahnya. "Ya nggak apa-apa wong namanya warga menyalurkan aspirasi kan nggak ada masalah," kata Jokowi, Rabu (28/8/2013).
Jokowi yakin ada yang membekingi aksi itu. Tak hanya itu, Jokowi menduga kuat hal yang dipersoalkan warga muncul karena ada yang merasa tersaingi dan terganggu dengan kepemimpinan lurah cantik Susan di sana.
"Ada persainganlah, kira-kira begitu saja," tambahnya.
Jokowi menegaskan, dirinya menempatkan seseorang pada jabatannya bukan karena suku, agama dan ras, melainkan karena kapasitas dan prestasi yang bersangkutan.
"Kita menempatkan seseorang di tempat tertentu karena prestasi, karena kemampuan," tambah tanpa menjelaskan lebih detail siapa pihak yang merasa disaingi kehadiran Susan.
Hal yang sama juga diutarakan Ahok, sebagai wakil gubernur DKI. "Masa orang ditentukan oleh warna kulit," sindir Ahok.
Kendati mendapatkan protes keras dari puluhan warganya, lurah cantik dan modis itu terpantau tetap bertugas seperti biasa hari ini. Susan tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mengecek pekerjaan staf-nya.
"Itu hak mereka menyampaikan aspirasinya, saya rasa tidak masalah. Hal terpenting saya tetap bekerja seperti biasa sesuai dengan keputusan Gubernur," ucap Susan.
Meski belum mengambil sikap Jokowi dan Ahok terus memantau perkembangan kasus ini. Bahkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan wali kota Jakarta Selatan tengah serius membahas solusi agar tidak berkepanjangan.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar