Personel satuan polisi pamong praja akhirnya membubarkan aksi unjuk
rasa ratusan orang yang terdiri dari pemilik dan pengemudi metromini di
Balaikota Jakarta, Kamis (29/8/2013) malam.
Sekitar pukul 19.45,
aparat satpol PP berhasil membubarkan massa. Sebelumnya, para demonstran
kembali menggebrak pagar dan bernyanyi meneriakkan nama Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Koordinator aksi, Gustining Sianipar, mengatakan,
walaupun aparat keamanan telah membubarkan aksi mereka, mereka tetap
akan menunggu Jokowi untuk menerimanya. "Kita akan tunggu sampai Pak
Jokowi temui kita," ujarnya di Balaikota Jakarta.
Selaku pemilik bus metromini, ia menolak rencana Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk menggabungkan metromini dalam suatu badan
usaha milik daerah. Menurut dia, dengan bergabung bersama Pemprov DKI ,
pendapatan pengusaha metromini akan berkurang. Pengunjuk rasa juga
menolak ide Pemprov DKI untuk memberikan gaji bulanan kepada pengemudi
dan kondektur metromini jika bersedia bergabung dengan Pemprov DKI.
"Kami enggak mau bergabung dengan Pemprov DKI. Kita enggak mau karena itu harta warisan nenek moyang," ujarnya.
Oleh karena itu, ia berjanji dan mengusahakan untuk merawat unit
metromini. Selama ini, menurut dia, Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar
Pristono kerap mengatakan bahwa bus-bus metromini tidak lagi laik jalan.
Menurut Gustining, kondisi bus masih bagus dan layak untuk beroperasi.
Selain itu, mereka tidak terima dituding kerap ugal-ugalan dalam
mengemudikan metromini. Mereka juga meminta Dishub DKI mempermudah
proses uji kelayakan kendaraan atau uji kir.
Sebelum aksi mereka dibubarkan, bus-bus metromini dan kopaja yang
melintas di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dipaksa berhenti oleh
demonstran. Namun, sebagian besar kendaraan yang dipaksa berhenti itu
menolak berhenti dan terus melaju.
Sumber :
- kompas.com
- merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar