Kasak kusuk Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kabinetnya hari ini
semakin menguat ketika adanya persiapan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, tunggu punya tunggu ternyata persiapan itu bubar sekitar pukul
19.30 WIB. Sebenarnya kegiatan apa yang tadi dipersiapkan di Tanjung
Priok?
"Memang tidak direncanakan, cuma cek lokasi saja dan tidak
dilakukan hari ini terutama surat ke DPR belum ada balasan," kata
mantan Deputi Kepala Staf Kantor Transisi, Andi Widjajanto di Wisma
Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014).
Andi
mengatakan bahwa Paspampres memang sedang menyiapkan lokasi di Pelabuhan
Tanjung Priok. Namun tidak ada jadwal Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk
mengumumkan sesuatu di sana.
"Jadi tadi Paspampres mau detail
siapkan lokasi, intinya kapan saja. Dan tadi persiapannya detail kapan
saja bisa dilakukan. Tidak ada arahan Pak Jokowi hari ini ke sana," kata
Andi.
Namun Andi menyebut bahwa akan ada kegiatan di lokasi
tersebut hanya saja dia tidak menjelaskan kegiatan apa dan kapan
diselenggarakan. Selain itu, Andi juga mengatakan bahwa Jokowi seharian
berada di Istana Negara.
"Iya akan ada lagi (acara di Pelindo). Nggak ada (pertemuan Jokowi ke rumah Mega), Pak Jokowi seharian di sini," pungkas Andi.
Sejak
pagi hari tadi muncul dugaan Presiden Jokowi akan mengumumkan
kabinetnya hari ini. Seiring dugaan itu, Pelabuhan Tanjung Priok menjadi
ramai, karena diduga menjadi tempat pengumuman. Dugaan ini muncul
karena pernyataan Jokowi di pagi hari. Ayah tiga anak itu membuka
kemungkinan akan mengumumkan kabinetnya hari ini.
"Secepatnya.
Mungkin hari ini," ujar Jokowi kepada wartawan di Taman Suropati,
Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014). "Mungkin kalau tidak di Pluit, Tanah
Abang atau mungkin juga di Tanjung Priok," kata Jokowi.
Terbelenggu Parpol?
Pengamat Politik Center for Strategic and International Studies (CSIS)
Arya Fernandez mengatakan ada beberapa faktor yang membuat Jokowi
melakukan pembatalan itu. Salah satunya, Jokowi tidak mau tersandera
oleh rekam jejak negatif calon menteri.
"Karena itu bisa
berbahaya kalau meloloskan yang kena strip merah. Apalagi secara
langsung KPK sudah mengancam kalau menteri masuk strip merah tidak akan
lama," ujar Arya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (22/10/2014).
Faktor
kedua, menurut Arya, pembatalan tersebut dapat dilihat sebagai bentuk
kompromi ulang antara Jokowi dengan pimpinan parpol untuk kembali
mengajukan nama yang lebih baik. Tetapi, terang dia, kompromi ini
tergolong sulit karena bisa jadi mereka yang harus dicoret namanya
merupakan sosok yang berpengaruh baik di internal parpol maupun dalam
kampanye Jokowi.
"Kompromi ulang jadi sulit karena mereka adalah
orang berpengaruh di partai, atau orang yang sudah berjaksa pada
pemenangan Jokowi baik secara finansial maupun pengerahan massa," ungkap
dia.
Meski demikian, Arya mengatakan ada sisi lain di tengah
pembatalan pengumuman ini. Menurut dia, langkah ini sepertinya sengaja
diambil Jokowi utnuk lepas dari tekanan kepentingan parpol anggota
koalisi.
"Dia meminta KPK menelusuri rekam jejak para menteri sehingga tidak tersandera oleh kepentingan," ungkap Arya.
Lebih
lanjut, terang Arya, pembatalan itu juga dapat dimaknai sebagai langkah
Jokowi menunjukkan ketidakcocokan dengan nama-nama yang disodorkan oleh
parpol. "Cara halusnya adalah meminta KPK," terang dia.
Analisis Golkar
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hubungan
Luar Negeri dan Pertahanan Keamanan, Tantowi Yahya, melihat molornya
penyusunan kabinet Jokowi itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, salah satu
alasan logis adalah akibat masuknya Partai Persatuan Pembangunan ke
gerbong mereka.
"Tidak tertutup kemungkinan, masuknya PPP di dalam gerbong sana membawa sedikit perubahan," kata Tantowi, Rabu (22/10/2014).
Tantowi
menekankan, tidak mungkin PPP masuk tanpa menuntut kursi menteri.
Situasi tersebut yang dia lihat membuat Jokowi "pusing."
"Beliau terlanjur menjanjikan jatah untuk parpol 16 menteri," ujarnya.
Tantowi
memastikan, partai-partai koalisi pendukung Jokowi-JK tengah melakukan
negosiasi-negosiasi alot. Dia melihat partai-partai lain yang sudah
mendapat posisi kabinet tentu tidak mudah untuk melepasnya kembali.
"Ini
sudah dibagi rata di partai-partai politik yang mendukung awal.
Tiba-tiba masuknya PPP membuat hitung-hitungannya jadi berubah lagi,"
imbuhnya.
Sebelumnya, PPP tergabung dalam koalisi partai
penyeimbang Jokowi-JK, yakni Koalisi Merah Putih. Namun, belakangan,
setelah muktamar di Surabaya yang menghasilkan Muhammad Romahurmuziy
sebagai ketua umum, partai berlambang Ka'bah itu berbelok arah. Mereka
berusaha merapat ke Jokowi-JK.
Bantahan JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tak sepakat jika perumusan susunan
kabinet pemerintahannya disebut berlangsung alot. JK menegaskan, ia dan
Presiden Jokowi sedang mempertimbangkan banyak hal terkait
sosok yang akan dipilih untuk membantu mereka lima tahun ke depan.
"Bukan alot, tapi memang menyusun kabinet itu mempertimbangkan banyak
hal. Pertama profesionalisme keahlian atau bagaimana menjalankan tugas
masing-masing yang dicalonkan," kata JK saat diwawancarai dalam program Mata Najwa Metro TV melalui video conference, Rabu (22/10/2014) malam.
Dengan jumlah 18 profesional partai dan 16 non-partai, Jokowi-JK juga
menilai kredibilitas serta integritas calon menteri. JK menjelaskan,
semua dilakukan agar terjadi keseimbangan dalam kabinet.
"Yang kedua tentu memeriksa kredibiltasnya, memeriksa juga
integritasnya. Kemudian bagaimana menyeimbangkan antara profesional
partai dan non partai. jumlahnya kan sudah pernah dibicarakan 18 dengan
16. Semua diseimbangkan," jelasnya.
Keseimbangan, kata JK, juga perlu dilakukan dalam konteks agama, gender,
dan kultur, demi menciptakan keharmonisan. "Ketiga tentu juga
dipertimbangkan masalah keseimbangan baik agama, gender, dan juga
kulturnya. Semua itu harus disesuaikan, diharmoniskan," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar