Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), mengaku
hubungannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, baik-baik saja.
Hal itu disampaikan Jokowi menanggapi kicauan SBY melalui akun twitter
miliknya @SBYudhoyono yang diunggah Kamis malam, 21 Agustus 2014,
tentang adanya pesan yang beredar agar SBY dan Partai Demokrat jangan
merecoki Jokowi.
"Enggak tahu yang meyampaikan siapa? Kami dengan beliau (SBY) sering bertemu. Beliau malah ingin bantu kita," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
"Enggak tahu yang meyampaikan siapa? Kami dengan beliau (SBY) sering bertemu. Beliau malah ingin bantu kita," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Jokowi menuturkan, dia merasakan selama ini SBY menampakkan itikad
baik kepadanya. Hal itu terlihat misalnya saat pidato nota keuangan yang
dibacakan SBY di DPR RI pada saat paripurna pekan yang lalu menunjukkan
itikad itu.
Jokowi mengatakan kalau benar ada pesan bernada negatif itu,
bukanlah dari pihaknya. "Siapa yang berbicara itu. Mungkin ada orang
yang berbicara itu. Bukan kami," terangnya.
Bertemu SBY
Jokowi menegaskan, dia dan Jusuf Kalla akan melakukan pertemuan dengan SBY. Mereka tengah menyusun jadwal yang cocok.
Bila kesampaian terjadi pertemuan, hal yang akan dibahas antara
lain program-program Jokowi-Jusuf Kalla yang akan masuk ke dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Pokoknya pertemua secepatnya," tutur Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) melalui akun twitternya @SBYudhoyono yang diunggah Kamis
malam, menegaskan bahwa dirinya dan Partai Demokrat (PD) tidak ada niat
dan pikiran "ngerecoki" (mengganggu) Jokowi.
"Hari ini saya menerima sejumlah pesan bernada negatif. Saya tahu
hal ini juga beredar di sejumlah kalangan. Pesan negatif itu berbunyi
SBY dan PD jangan ngerecoki Jokowi. Artinya, SBY jangan mengganggu atau
mengatur-atur Jokowi," kicauan pertamanya dengan tanda *SBY*.
Kicauan bertanda *SBY* berarti ditulis langsung oleh SBY. Sekitar 10 kicauan terkait hal itu diunggah mulai pukul 23.00 WIB.
"Saya tidak paham apa yang dimaksud ngerecoki itu. Tidak ada niat
dan pikiran sedikitpun mengganggu Pak Jokowi," katanya dalam kicauan
berikutnya.
Ia mengatakan dalam kicauan selanjutnya, saat menyampaikan Pidato
Kenegaraan, 15 Agustus 2014, dirinya berkata secara moral wajib membantu
presiden baru.
"Saya dengan senang hati membantu jika memang dikendaki. Jadi
terserah kepada Presiden Baru. Tidak ada pikiran buruk dari saya,"
lanjutnya.
Ia melanjutkan, "Ketika saya ingin ikut menyukseskan transisi
antara saya dengan Presiden Terpilih itu juga niat baik saya agar ketika
dilantik jauh lebih siap."
"Namun, ternyata ada yang tidak menghendaki hal-hal baik itu
terjadi. Tentu saya harus menghormati. Naluri politik saya bekerja,"
kicau berikutnya.
Ia meneruskan, "Atau barangkali ada yang menganggap SBY & PD
menginginkan posisi politik tertentu jika Pak Jokowi menjadi Presiden
lima tahun mendatang."
"Dengan tegas saya katakan PD tidak ada niat dan ambisi seperti
itu. PD akan independen dan menjadi penyeimbang. Kami tidak haus
kekuasaan," kicau SBY.
SBY kemudian menegaskan lima tahun mendatang PD akan berbenah dan
membangun diri serta lebih menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan
rakyat.
"Sejumlah kader PD dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu.
Kami katakan tidak. Jadi tidak ada istilah ngerecoki. Jangan di balik." [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar