Jumat, 22 Agustus 2014

PPP Pertegas Keengganannya Gabung Jokowi

Ketua DPP PPP Dimyati Natakusuma menegaskan sikap partainya tak berubah meskipun MK menolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta. PPP tetap berada di koalisi merah putih sebagai penyeimbang pemerintahan Jokowi-JK.
"PPP ya tetap harus konsisten di koalisi merah putih sebagai penyeimbang," kata Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Menurut dia, banyak arus bawah yang meminta agar PPP berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang. Dia menekankan, hanya segelintir orang yang menginginkan PPP gabung Jokowi-JK.
"Saya yakin lebih banyak ingin menjadi penyeimbang, karena di dalam pemerintahan kan hanya segelintir saja," imbuhnya.
Kendati begitu, dia mengakui tidak menutup peluang jika PPP nantinya akan berubah haluan mendukung Jokowi-JK. Hal ini tergantung ketua umum baru sesuai Muktamar yang diperkirakan digelar Oktober atau September nanti.
"Ya bisa jadi, tergantung pemimpinnya setelah Muktamar, setelah putusan Muktamar bukan pada forum sekarang-sekarang orang ke sana ke mari. PPP sudah konsisten hasil Mukernas PPP ada di koalisi merah putih," pungkasnya.
Wakil Ketua MPR ini tak melihat adanya penjegalan Jokowi-JK jika oposisi mayoritas di parlemen. Dia menilai, mayoritas oposisi dan minoritas pemerintah di DPR justru membuat negara semakin baik.
"Kalau menurut saya akan maju ya bangsa ini, kalau antara parlemen dan pemerintah akan seru karena menjadi penyeimbang, dan ini akan hebat negara ini," tutur dia.
"Biarkan presiden sebagai pelaksana UU menjalankan, dan pembuat UU berdiri sendiri. Jadi ada penyeimbang. Kalau di sini (parlemen) kubu pemerintah, di sana kubu pemerintah, waduh bagaimana bangsa dan negara ini. Nah ini kan penyeimbang, saling kuat, saling mengawasi," pungkasnya.   [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar