Jumat, 22 Agustus 2014

Jokowi Akan Intens Dekati PAN dan Demokrat

Usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) makin kencang melobi sejumlah partai politik. Terutama Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.
Bahkan lobi mulai dilakukan secara intens. Jokowi ingin mengajak PAN dan Demokrat masuk dalam barisannya. Tujuannya untuk memperkuat pengaruh di parlemen.
"Masih proses dan akan dipercepat," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Jokowi mengakui, dengan tambahan kekuatan di parlemen akan mempermudah persetujuan program-program dan kebijakan pemerintah ke depan. Sebab program dan kebijakan dapat dikerjakan setelah mendapatkan persetujuan dari DPR .
"Ya lebih mempercepat proses-proses persetujuan di dewan (DPR RI)," ujarnya beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, sudah bertemu dengan beberapa partai politik untuk penjajakan kerja sama. Hingga kini belum diperoleh kata sepakat antara dua belah pihak. Yang pasti syarat koalisinya tak berubah sejak awal, yakni tanpa syarat.
Di parlemen, partai pendukung Jokowi - JK hanya mengantongi 207 kursi. Partai yang menjadi mitra Jokowi adalah PDIP, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Hanura.
Perolehan kursi pendukung Jokowi ini masih kalah jauh menghadapi Koalisi Merah Putih. Pendukung Prabowo - Hatta itu mencapai 292 kursi. Partai-partai yang tergabung dalam koalisi Merah Putih adalah Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, PKS dan PAN. Jika ada mekanisme voting, koalisi Jokowi-JK pasti kalah.
Meski Jokowi terus melobi, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan sinyal tidak akan merapat. "Dengan tegas saya katakan tidak ada niat dan ambisi seperti itu. Partai Demokrat akan independen dan menjadi penyeimbang. Kami tidak haus kekuasaan," kata SBY dalam akun Twitter-nya.
"5 Tahun mendatang PD akan berbenah & membangun diri, serta lebih menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. Sejumlah kader PD dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu. Kami katakan tidak. Jadi tidak ada istilah ngrecoki. Jangan dibalik," jelasnya.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar