Jumat, 15 Agustus 2014

Golkar Masa Bodoh dengan Kabinet Jokowi

Calon Ketua Umum Partai Golkar MS Hidayat tak bisa memastikan apakah Golkar nantinya akan tetap setia di koalisi Prabowo Subianto untuk menjadi oposisi di parlemen atau justru bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya, dalam politik semuanya dinamis.
"Politik itu dinamis, jadi prosesnya tidak akan statis," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Waketum Golkar ini tak menampik partainya memiliki budaya selalu berada di dalam pemerintahan. Namun demikian, bukan berarti Golkar tak berani menjadi oposisi.
"Sejarah memang begitu, 40 tahun selalu di pemerintahan, tapi siapa tahu buka tradisi baru. Nanti kita lihat dinamikanya," katanya.
Menurutnya, jika Munas Golkar diselenggarakan pada 2015, susunan kabinet Jokowi-JK telah terbentuk. Alhasil, oposisi menjadi pilihan.
"Koalisi untuk oposisi di parlemen. Saya punya kriteria oposisi harus konstruktif tidak apriori harus ditentang, harus didukung kalau baik untuk rakyat," katanya.
"Anda juga mesti lihat Golkar punya lebih 200 Bupati Wali Kota, jadi posisi Golkar dirumuskan, Golkar mengingatkan karena juga di daerah banyak pemerintahan."
Menteri Perindustrian ini mengaku mendukung semua keputusan DPP Golkar soal penyelenggaraan Munas. Jika Munas diselenggarakan pada 2015 atau 2014 dirinya akan mengikuti.
"Karena Munas dipakai untuk konsolidasi dan persatuan jangan smpai saya menang lalu Munas terjadi perpecahan," katanya.
"Saya siap, pokoknya mengikuti keputusan DPP," katanya.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar