Calon Ketua Umum Partai Golkar MS Hidayat tak bisa memastikan
apakah Golkar nantinya akan tetap setia di koalisi Prabowo Subianto untuk menjadi
oposisi di parlemen atau justru bergabung dengan pemerintahan
Jokowi-JK. Menurutnya, dalam politik semuanya dinamis.
"Politik itu dinamis, jadi prosesnya tidak akan statis," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Waketum Golkar ini tak menampik partainya memiliki budaya selalu
berada di dalam pemerintahan. Namun demikian, bukan berarti Golkar tak
berani menjadi oposisi.
"Sejarah memang begitu, 40 tahun selalu di pemerintahan, tapi siapa
tahu buka tradisi baru. Nanti kita lihat dinamikanya," katanya.
Menurutnya, jika Munas Golkar diselenggarakan pada 2015, susunan
kabinet Jokowi-JK telah terbentuk. Alhasil, oposisi menjadi pilihan.
"Koalisi untuk oposisi di parlemen. Saya punya kriteria oposisi harus
konstruktif tidak apriori harus ditentang, harus didukung kalau baik
untuk rakyat," katanya.
"Anda juga mesti lihat Golkar punya lebih 200 Bupati Wali Kota, jadi
posisi Golkar dirumuskan, Golkar mengingatkan karena juga di daerah
banyak pemerintahan."
Menteri Perindustrian ini mengaku mendukung semua keputusan DPP
Golkar soal penyelenggaraan Munas. Jika Munas diselenggarakan pada 2015
atau 2014 dirinya akan mengikuti.
"Karena Munas dipakai untuk konsolidasi dan persatuan jangan smpai saya menang lalu Munas terjadi perpecahan," katanya.
"Saya siap, pokoknya mengikuti keputusan DPP," katanya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar