Selasa, 01 April 2014

Jokowi Tidak Merasa Terancam

Di tengah situasi Tanah Air yang kondusif pada masa pemilu saat ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menerima laporan adanya sejumlah tokoh yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang. Pemerintah pun tidak menganggap enteng isu itu dan memerintahkan kepolisian untuk memberikan pengamanan langsung kepada tokoh tersebut.
"Saya mendapatkan informasi resmi, ini bagian dari politik barangkali. Ada sejumlah tokoh yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang. Isunya macam-macam. Oleh karena itu, saya tidak mengambil enteng isu ini. Lebih bagus negara memberikan proteksi. Kepolisian harus memberikan bantuan pengamanan langsung, pengamanan fisik kepada tokoh-tokoh seperti itu, sehingga tidak ada lagi kecurigaan, jangan-jangan ada rencana A atau rencana B," kata Presiden tanpa menyebutkan nama tokoh yang keselamatannya terancam.
Meski tidak menyebut nama tokoh dimaksud, publik kemudian mencoba menghubungkannya dengan bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) yang gencar diserang sana-sini setelah pencapresannya diumumkan PDI Perjuangan. Sangatlah masuk akal jika ada usaha pembunuhan terhadap Jokowi, sebab biaya membunuh Jokowi sangatlah murah jika dibandingkan dengan biaya iklan politik di TV Nasional untuk sekali tayang saja.

Namun, Jokowi justru tidak merasa menerima ancaman dalam bentuk apa pun dan dari mana pun.
"Saya biasa saja. Saya tidak minta pengawalan, tetapi saya diberi dari Polda. Karena diberi, saya anggap penting," kata Jokowi ketika diminta komentarnya atas pernyataan Presiden itu.
Pernyataan Presiden soal kekhawatiran sejumlah tokoh akan keselamatan orang tertentu itu disampaikan saat membuka rapat Kabinet Paripurna di Kantor Presiden pagi tadi. Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono dan sebagian menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
”Politik itu keras dan kadang-kadang jahat. Oleh karena itu, negara memberikan perhatian penuh. Jika memang benar ada yang terancam keselamatannya, kita berikan bantuan penuh, apalagi ini musim pemilu,” katanya.
Menurut Presiden, suhu politik yang menghangat saat kampanye ini masih tergolong wajar. Namun, ia tetap meminta agar elite politik, juru kampanye, dan pimpinan parpol ikut menjaga situasi tertib dan keamanan di Tanah Air.
Atas pernyataan Presiden itu, Kepala Polri Jenderal Sutarman seusai rapat menyatakan, operasi pengamanan yang dilakukan polisi ditujukan bagi seluruh tokoh politik dan seluruh masyarakat yang melaksanakan pemilu. Para tokoh itu bisa jadi calon legislatif, calon presiden, calon wakil presiden, serta tokoh parpol.
”Kita akan melakukan pengamanan proporsional terhadap siapa pun yang memang ada ancaman-ancaman seperti itu, termasuk partai-partai di daerah,” katanya.
Saat ditanya apakah satu tokoh yang disebut Presiden itu adalah Joko Widodo, Sutarman menepisnya. ”Pada prinsipnya, kita melindungi semua tokoh. Yang sudah dideklarasikan kan ada Pak Ical, Pak Jokowi, Pak Prabowo, Pak Wiranto, dan lain-lain. Semuanya akan kita lakukan pengamanan walaupun tentunya masih menunggu KPU siapa calon presiden wakil presiden. Tapi, karena sudah dideklarasikan ke publik, tentunya ini jadi tanggung jawab kita untuk pengamanan,” katanya.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman juga menyatakan, keselamatan tokoh yang dimaksud tidak hanya ditujukan kepada Jokowi. Menurut dia, sejauh ini belum ada indikasi ancaman terhadap tokoh tertentu.
”Tidak hanya Jokowi, semua yang menjadi tokoh dalam kaitan pemilu ini saya rasa perlu dijamin keamanannya supaya proses pemilu berjalan dengan baik,” katanya.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menepis bahwa tokoh yang terancam keselamatannnya adalah Joko Widodo.
”Sejauh ini, Pak Jokowi baik-baik saja, bisa melaksanakan aktivitas dan berkampanye ke daerah-daerah,” katanya.
Menurut dia, pihak kepolisian beberapa waktu lalu memang menawarkan pengamanan bagi Jokowi. Namun, sejauh ini DPP PDI-P melihat belum diperlukan pengamanan bagi Jokowi.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar