Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, sebuah kota harus memiliki
keseimbangan. Untuk mewujudkan keseimbangan itu, ia berencana untuk
mengadakan festival kebudayaan tiap tahunnya.
"Jangan sampai
setiap hari yang diurus hanya ekonomi, ekonomi, ekonomi, ekonomi," kata
Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (31/12/2013).
Pria kelahiran
52 tahun lalu itu mengaku tak jarang bertemu dengan pihak yang selalu
menanyakan anggaran dan masalah ekonomi lainnya. Jangan sampai, sebuah
kota terbentuk hanya dari sisi ekonominya. Keseimbangan itu juga dari
aspek religius dan budaya. Dengan demikian, manusia yang berada di dalam
kota itu menjadi berisi, yakni masyarakat yang tidak kosong dalam
segala hal.
Di samping itu, kata Jokowi, sebuah kota juga
memerlukan identitas dan karakter. Hal itu pula yang mulai coba dibangun
oleh Pemprov DKI. Apakah Jakarta ini cocok menjadi kota festival atau
tidak.
"Masak setiap ketemu orang urus duit, ketemu orang lagi yang diurus hal-hal yang materiil. Misalnya mobilmu baru ndak? Rumahmu baru ndak? Masalah kok yang diurus itu-itu aja," ujar Jokowi.
Karena
ia enggan mengurusi anggaran, alumnus Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta itu pun tak mempermasalahkan anggaran untuk festival budaya
datang dari mana saja, apakah dari APBD DKI atau dari sponsor/swasta.
Berdasarkan
APBD DKI Jakarta 2013, pengeluaran untuk festival budaya antara lain
Enjoy Jakarta International Folklore Festival (EJIFF) senilai Rp 1
miliar, Kampung Art Festival Rp 1 miliar, Pesta Seni Pelajar Rp 300
juta, Festival Seni Budaya Betawi Rp 850 juta, Festival Keanekaragaman
Budaya Monas Rp 200 juta, Jakarta Keroncong Festival Rp 1 miliar,
Festival Seni Mitra Praja Utama Rp 1 miliar.
Ada juga Jakarta
Bienalle Rp 5 miliar, Kampung Betawi di Kota Tua Rp 1 miliar, Jiffest Rp
1 miliar, Jak Karnaval Rp 3 miliar, Festival Kuliner Jakarta Rp 100
juta, Jakarta Festival Museum Day Rp 1 miliar, Monas Jakarta Karnaval Rp
1 miliar, dan Jakarta International Performing Arts Rp 2,5 miliar.
Kegiatan
yang tergolong paling besar adalah kegiatan World Royal Heritage
Festival atau Pagelaran Keraton Sedunia yang menelan hingga Rp 20
miliar. Adapun pada 2014, Jokowi terus menganggarkan dana untuk
kegiatan-kegiatan kebudayaan, antara lain festival seni dan budaya
Betawi senilai Rp 1 miliar, partisipasi pawai lintas budaya Nusantara Rp
800 juta, dan Pekan Karawitan Jakarta Rp 1 miliar.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar