Pengamat Kebijakan Publik, Andrinov Chaniago, mengatakan pernyataan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kemacetan di daerah adalah
tanggung jawab kepala daerah, termasuk di Jakarta, tidak menampakkan
kelebihan SBY selama ini yang dikenal sebagai orang yang biasa berpikir
komprehensif dan holistik.
"Sementara karena posisi SBY adalah
pemimpin nasional, pernyataan itu bisa menyudutkan Jokowi, walaupun
pernyataan SBY itu tidak tepat," kata Andrinov, Selasa (6/11/2013).
Saat melakukan silaturahmi
dengan pengurus Kadin di Istana Bogor, akhir pekan lalu, SBY menyebut
masalah kemacetan menjadi tanggung jawab gubernur, bupati, dan walikota.
Termasuk SBY menyebut Jokowi harus bertanggung jawab atas kemacetan di Ibukota.
Sehari kemudian, Jokowi mengatakan masalah kemacetan bukan hanya
tangungjawab pemerintah daerah sebab pemerintah pusat juga haraus punya
andil dalam menyelesaikan kemacetan lalu lintas di daerah.
Menurut Andrinov kemacetan Jakarta disebabkan banyak hal.
"Untuk penyebab makro, itu jelas tanggung jawab presiden dan
pemerintah pusat. Misalnya, untuk sistem transportasi makro Jabodetabek,
urbanisasi yang sangat tinggi di Bodetabek (Bogor Tangerang dan
Bekasi), dan kebijakan perumahan," kata dia.
Anehnya, lanjut Andrinov, pemerintah pusat mengeluarkan lagi kebijakan mobil murah (LCGC).
Kebijakan mobil murah ini ditolak Jokowi beberapa waktu karena dinilai akan memperparah kemacetan di
ibukota.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar