Petinggi Partai Demokrat yang mengeroyok Gubernur DKI Jakarta bertambah. Ketua Komisi Perhubungan DPR RI, Mulyadi, menyatakan kemacetan di Ibukota merupakan tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan, jumlah kendaraan melebihi pertumbuhan jalan yang ada.
"Jumlah kendaraan di Jakarta jauh lebih besar dari jalannya sendiri," kata dia kepada Tempo, Rabu (6/11/2013).
Sebelumnya, SBY juga melempar tanggung jawab soal kemacetan Jakarta kepada Jokowi. SBY menyampaikan hal itu setelah mendapat sindiran dari pimpinan negara Asia Tenggara dalam pertemuan East Asian Summit 2013. Dia mengatakan, "Saya seperti tertusuk ketemu teman-teman PM (perdana menteri). Saya tidak enak ditanyakan solusi, yang harus jelaskan bukan saya, tapi Gubernurnya," kata SBY di Istana Bogor, Senin (4/11/2013).
Menurut Mulyadi, Jokowi harus memikirkan bagaimana caranya agar masyarakat mau menggunakan transportasi massal yang ada sekarang. Masyarakat, menurutnya, enggan memakai jasa transportasi umum karena keadaannya yang kurang nyaman. "Itu tugas Gubernur DKI Jakarta untuk memikirkan jalan keluarnya," ujar dia.
Serangan Demokrat juga datang memakai “peluru” lain. Ketua Fraksi Demokrat DPR, Nurhayati Ali Assegaf, mengkritik kinerja setahun Jokowi. Ia sebelumnya juga mengatakan, kebakaran sekitar 1.000 rumah di Kelapa Gading beberapa waktu lalu tidak pernah terjadi pada masa kepemimpinan Fauzi Bowo.
Nurhayati kembali menyindir Jokowi terkait sikapnya menolak mobil murah. Padahal, saat menjabat Wali Kota Solo, ujar Nurhayati, Jokowi getol mendorong proyek mobil murah Esemka. Politikus Partai Demokrat ini menilai Jokowi seharusnya tidak menolak mobil murah, melainkan menolak keberadaan mobil mewah.
Jokowi sudah menangkis kritik SBY, tetapi sejauh ini tidak ada pembelaan dari kubu Jokowi.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar