Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk fokus benahi kemacetan di Ibukota yang sudah parah akut. Di samping itu, tidak perlu lagi berpolemik dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyoo (SBY).
Peneliti dari POINT Indonesia, Karel Susetyo mengatakan, Jokowi harus fokus terhadap akselerasi pembangunan sistem transportasi massal yang aman, nyaman dan murah. Tak perlu berpolemik dengan pihak lain.
"Apa yang disampaikan oleh Presiden SBY, anggap saja sebagai kritikan konstruktif. Dan kritikan sebaiknya dijawab dengan hasil aksi kerja di lapangan," kata Karel, Senin (11/11/2013).
Menurut dia, kalau memang Jokowi menanggapi kritikan dari Presiden SBY, dikhawatirkan akan terlarut dan justru tidak tertuntaskan persoalan kemacetan di Jakarta yang sudah kian parah ini.
"Terkesan lari dari tanggung jawab apabila larut dalam polemik berkepanjangan, yang kemudian membuat antagonisme kebijakan, antara pemerintah pusat versus pemerintah DKI Jakarta," tegasnya.
Seperti diketahui, sindiran SBY soal kemacetan Jakarta diungkapkan saat melakukan pertemuan dengan pengurus Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Nasional. Menurut Presiden, persoalan kemacetan menjadi tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
"Kalau biang kemacetan di Jakarta datang lah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di Bandung, datang ke Pak Ahmad Heryawan atau wali kota Bandung, Semarang, Medan, Makassar. Sekarang kita sedang menganut sistem desentralisasi otonomi daerah. Jangan unjuk rasanya bolak balik di depan Istana. Sudah terbagi habis, semua bertanggungjawab," kata Presiden SBY.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar