Selasa, 22 Oktober 2013

DPRD Dukung Jokowi Beli Monyet

Razia topeng monyet mulai digelar di Ibukota, Selasa (22/10/2013). Tiga monyet bersama tiga pemiliknya diamankan petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur.
Apung, 50, bersama monyetnya ‘Si Acil’ sempat lari tapi dikejar petugas dan ditangkap di wilayah Cipinang Cempedak, Jatinegara. “Saya takut ditangkap, makanya kabur,” ucap Apung.
Dia mengaku terpaksa menjadi tukang topeng monyet lantaran sulitnya mendapat pekerjaan. Dengan membeli monyet seharga Rp 600 ribu, ia mempekerjakan hewan itu. Pendapatannya setiap hari Rp 50 ribu. “Dulu saya kerjanya di bengkel, tapi sekarang sudah tutup ya jadi seperti ini,” ujar bapak empat ini.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jaktim, Sabdo Kurnianto mengatakan, dua monyet lainnya diamankan di sekitar Perempatan Kanal Banjir Timur, Jalan Radin Inten, Duren Sawit dan perempatan Taman Mini Indonesia Indah.
Hewan tersebut akan diserahkan ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) Ragunan. Sedangkan Apung akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dibina di panti sosial di Cipayung. “Mereka (pengamen topeng monyet) akan diberi keterampilan,” jelasnya.

Monyet Sewaan

Anggota DPRD DKI mendukung rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menertibkan topeng monyet. Namun, nasib pawangnya yang terancam kehilangan mata pencarian harus dipikirkan. “Hak ekonomi tiap warga harus dilindungi pemerintah,” kata Wakil Ketua Komisi E, Igo Ilham, di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Berdasarkan pantauan Pos Kota, pengamen monyet di jalanan maupun lampu merah, bukan pemilik monyet. Banyak yang iba melihat hewan diekspoitasi, bahkan beberapa kali aktivis dari luar negeri berdemo.
Tukang topeng monyet menyewa dari pemilik per ekornya Rp 25 ribu dan Rp 40 ribu/hari. Tempat persewaan topeng monyet di antaranya di Penggilingan dan Cipinang Besar, Jaktim.
Tiap paket topeng monyet biasanya disewa secara patungan oleh dua pengamen atau lebih. “Mengamen dari pagi sampai malam bisa dapat uang Rp 300 ribu,” ujar Karyono pengamen yang mangkal di Perempatan Matraman.
Di lokasi ini sedikitnya terdapat 3 kelompok pengamen topeng monyet. Uang hasil ngamen dipotong sewa dan makan, lalu sisanya dibagi rata untuk tiga orang. “Masing-masing kebagian Rp 60 ribu, kadang lebih,” ungkap Karyono yang menyewa monyet dan perangkatnya di kampung padat hunian Kelurahan Cipinang Besar Barat.

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar