Pemukiman penduduk ilegal di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Kelapa Gading
Barat, habis dilalap api pada 1 Oktober 2013. Kebakaran itu bukan
pertama kali terjadi. Di masa Fauzi Bowo juga pernah terjadi. bahkan di masa Sutyoso juga pernah terjadi.
Kebakaran di kampung liar inilah, yang dimanfaatkan oleh Nurhayati Ali Assegaf sebagai amunisi untuk memojokkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Pada tahun 2011 pernah juga terbakar," ujar Ketua RW XIII, Bawono, di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Selasa (22/10/2013).
Foke menjadi gubernur pada 2007-2012. Lima tahun sebelumnya dia menjabat wagub mendampingi Sutiyoso.
Kebakaran pertama kali juga terjadi pada tahun 2002 di masa kepemimpinan Sutiyoso. "Cuma sekali di masa Foke," kata Bawono.
Secara terpisah Ketua RT RT/RW VII/XIII, Gandhi, menyebut wilayahnya sudah empat kali terbakar.
Untuk tahun ini, kebakaran terjadi pada awal Oktober.
"Ini sudah keempat kalinya, tahun sebelumnya juga pernah. Namun ini kayaknya yang terparah," terangnya.
Api
sangat cepat membakar hunian warga karena hampir semua hunian terbuat
dari kayu, mirip bedeng. Para warga mendirikan bedengnya di atas
empang/rawa yang ditopang dengan kayu-kayu penyangga dan berdinding
tripleks.
"Dari beberapa kali terjadi kebakaran, penyebab utamanya adalah soal listrik," ucapnya.
Gandhi
berterus terang bahwa warganya tidak memiliki izin tinggal dan hak
tanah yang saat ini ditempati. Tanah itu juga diakui bukan milik
pemerintah, namun milik pihak swasta. "Masalahnya ini bukan lahan
pemerintah," kata Gandhi.
Terkait informasi latar belakang
penduduknya, rata-rata mereka yang tinggal di lahan itu berasal dari
luar Jakarta dan telah menetap di sana selama 7-8 tahun. Gandhi menyebut
hanya tinggal beberapa keluarga saja yang merupakan penduduk asli
Jakarta yang tinggal di sana.
"Kebanyakan rata-rata pendatang," ujarnya.
Saat
masuk ke wilayah perkampungan itu lebih dalam, detikcom dapat mendengar
dialek-dialek khas Banyumasan dan Batak yang terlontar dari para
penduduk itu. Mereka mulai kembali membangun bedeng yang bahan dasarnya
adalah tripleks dan kayu, sama seperti bangunan yang hangus terbakar
sebelumnya.
Jumlah warga di kampung liar itu simpang siur. Ketua
RW Bawono menyebut total KK yang menghuni kampung liar itu berjumlah
sekitar 2.000 KK dengan total bangunan 1.350 unit dengan penduduk yang
memiliki KTP hanya berjumlah 112 KK. Sementara Ketua RT Gandhi
menghitung ada sekitar 1.350 KK di sana.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar