Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tahun 2014 Jakarta bebas Topeng Monyet. Rencana Jokowi ini mendapat dukungan penuh dari organisasi pemerhati hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN).
Koordinator perlindungan satwa liar JAAN Femke den Hass mengatakan, pertunjukan Topeng Monyet merupakan bentuk penyiksaan terhadap monyet. Kegiatan ini bisa menimbulkan trauma bagi si hewan.
"Cara pawang mendidik monyet itu sangat kejam, monyet dipaksa bekerja, gigi mereka di potong, untuk mendapatkan makanan sedikit mereka dipaksa bekerja keras. Mereka pasti mengalami trauma yang cukup berat," ujar Femke den Hass saat dihubungi wartawan, Selasa, (22/10/2013).
Dalam rencana tersebut, Jokowi akan membeli semua monyet yang dipakai untuk topeng monyet dan dilepaskan ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Dengan demikian, lanjut Femke, hal tersebut bisa menjadi sarana pendidikan bagi warga.
"Masyarakat dapat melihat, khususnya anak-anak kalau monyet-monyet itu dulunya dieksploitasi, dipaksa untuk bekerja keras dijalan, dipaksa menari sambil disiksa dengan kejam," kata Femke.
Dijelaskan Femke, sejak tahun 2009 jumlah populasi pegiat topeng monyet terus bertambah. Di tahun 2012, terdata sekitar 300 ekor monyet yang dijadikan sebagai topeng monyet yang tersebar di Jakarta.
"Berdasarkan riset yang kami lakukan trenya dari tahun 2009 terus naik, 2012 sebanyak 350 ekor, namun 50 ekor bersama dengan pemda DKI, kami menyita 50 ekor. Jadi mungkin saat ini sekitar 300-an jumlahnya," kata dia.
Karena itu, Femke mendukung penuh rencana Jokowi tersebut dan turut mensosialisasikannya ke masyarakat.
"Kami juga lakukan sosialisasi dalam bentuk poster ke kampung-kampung, RT dan RW agar warga ikut mendukung program tersebut," ungkapnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar