Petinggi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyerang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan menyebut ada 1.000 rumah yang terbakar di satu tempat saja yaitu Kelapa Gading pada 1 Oktober 2013. Hal seperti itu belum pernah terjadi di zaman Foke.
Lalu bagaimana penampakan lokasi kebakaran yang menyulut 'balas pantun' itu? Wartawan detikcom menyambangi pemukiman ilegal yang terletak di Jalan Inspeksi Kali Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tersebut pada Selasa (22/10/2013) siang.
Sisa-sisa kebakaran masih terlihat jelas, dengan sisa-sisa kayu yang telah menjadi arang dan tanah yang berwarna hitam. Tak ada penampakan bekas bangunan yang berpondasi batu di sana. Lokasi kebakaran berupa rawa-rawa yang diperkirakan seluas 2-3 hektar dan ditumbuhi tanaman liar.
Di sisi pinggir jalan, beberapa warga mendirikan tenda-tenda sementara, sisanya memilih mengungsi ke tempat sanak-saudaranya. Terlihat beberapa warga mendirikan tempat berteduh baru dengan bahan dasar kayu dan tripleks, sama seperti hunian yang terbakar sebelumnya. Hunian itu lebih mirip bedeng atau gubuk.
Dengan menancapkan kayu-kayu di atas rawa yang penuh dengan lautan sampah dan air berwarna hitam, warga terlihat membangun sebuah pondasi bedeng. Di atas pondasi itu nantinya akan dihubungkan ke setiap rumah-rumah penduduk lainnya dengan kayu serta tripleks yang membuatnya saling terhubung.
Pembangunan hunian itu dilakukan secara gotong-royong. Bedeng-bedeng itu terlihat tidak melebar namun meninggi ke atas dan terlihat dibangun untuk bangunan dua lantai. Hanya seng yang merupakan atap bangunan yang merupakan bagian bangunan yang paling besar yang terbuat dari besi.
Sekitar 10 bedeng telah terlihat hampir selesai pengerjaannya. Beberapa bedeng yang sudah ditinggali terlihat di bagian belakangnya ditambal dengan spanduk-spanduk untuk menahan angin dan hujan.
Ketua RT/RW VII/XIII, Gandhi, membenarkan bahwa pada kebakaran 1 Oktober 2013 silam banyak warganya yang kehilangan tempat tinggal. Api dengan cepat mengamuk karena pemukiman tersebut dibangun dengan kayu dan tripleks yang mudah terbakar.
"Yang terbakar rumahnya hampir 1.000 lebih. Cuma yang saya tahu ada sekitar 1.350 KK di sana," ujarnya saat ditemui di Jalan Inspeksi Kali Sunter.
Gandhi berterus terang bahwa warganya tidak memiliki izin tinggal dan hak tanah yang saat ini ditempatinya. Tanah itu juga diakui bukan milik pemerintah, namun milik pihak swasta. "Masalahnya ini bukan lahan pemerintah," kata Gandhi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar