Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
mempertanyakan nasib mereka yang tak kunjung membaik meski bersedia
berdagang di tempat yang telah ditentukan. Mereka merasa relokasi yang
diminta oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) justru membuat keuntungan
mereka tak menentu.
Saat ini sejumlah pedagang di Pasar Minggu tengah menunggu undian
penempatan berdagang di Pasar Minggu ataupun Lokasi Binaan Pasar
Minggu. Untuk sementara, mereka masih berdagang di sekitar lokasi yang
telah ditentukan itu.
"Saya sudah daftar, tapi sampai sekarang belum dipanggil buat diundi. Lagian,
nih kalau sudah dipanggil mau ada yang beli memangnya?" ujar Amin,
pedagang sayur di halaman Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Menurut Amin, percuma saja jika para pedagang pindah ke dalam
pasar, tetapi masih ada pedagang yang berjualan di luar. Ia mengatakan,
pembeli akan lebih memilih berbelanja di luar daripada di dalam pasar.
Amin mempertanyakan tentang nasib yang terjadi pada para pedagang
saat ini. Ia merasa pedagang semakin tertindas. Walaupun disediakan
tempat, menurut Amin, itu tidak layak.
"Titip sama Jokowi, kenapa pedagang nasibnya jadi begini? Pedagang menjerit loh, pedagang kesiksa, mau gimana Jokowi?" ujar Amin.
Hal yang sama juga dirasakan oleh pedagang yang berjualan di
sekitar Lokbin Pasar Minggu dekat Terminal Pasar Minggu. Mumun, pedagang
ayam di sebelah lokbin, merasa nasib pedagang sekarang penuh derita.
"Saya terpaksa ikut pengundian. Kalau enggak karena tidak boleh jualan di jalan, saya enggak akan daftar," katanya.
Ia menuturkan, sebelum pindah ke tempat baru, ia bisa menjual 300
ayam setiap hari. Sekarang, menjual 50 ekor pun tidak habis. "Saya masukin saja lagi ke freezer," ujarnya.
Menurut Mumun, sejak Jokowi menjabat sebagai Gubernur, nasib pedagang di sana merana. Ia meminta tanggung jawab Jokowi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar