Gubernur DKI Joko Widodo mengatakan, keberadaan cip pada Kartu
Jakarta Sehat (KJS) tahap dua dapat melindungi kartu tersebut dari
upaya pemalsuan. Kartu model baru itu dibagikan ke seluruh wilayah
Jakarta, Selasa (28/5/2013).
"Itu keuntungan cip, jadi tak bisa
dipalsukan," ujar Jokowi di sela-sela pembagian KJS di Puskesmas
Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Jokowi menyebutkan, penggunaan
cip tersebut dapat mempermudah pelayanan kesehatan pasien. Cip itu
dapat menyimpan identitas lengkap pasien sehingga memudahkan paramedis
mendeteksi rekam medis pasien.
Hari ini Jokowi membagikan
1.733.991 KJS. Jumlah itu terdiri dari 339.333 di Jakarta Pusat, 105.715
di Jakarta Utara, 435.979 di Jakarta Barat, 337.449 di Jakarta
Selatan, 502.500 di Jakarta Timur, dan 12.165 di Kepulauan Seribu.
Sama
dengan sistem KJS tahap pertama yang diluncurkan pada November tahun
lalu, pasien pemilik KJS baru harus mendaftar di puskesmas terlebih
dahulu. Jika penyakit pasien tak bisa ditangani oleh tenaga medis dan
fasilitas puskesmas, puskesmas akan merujuk pasien ke sejumlah rumah
sakit yang terkoneksi KJS.
"Kalau sistem berjalan baik semua,
mulai dari penanganan tingkat dasar, kemudian puskesmas, kemudian rumah
sakit, ini nanti akan terjadi revolusi kesehatan di masyarakat DKI,"
kata Jokowi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan untuk
memberikan layanan KJS kepada 4,7 juta penduduk yang masuk dalam
kategori miskin dan hampir miskin. Kini, bersama PT Askes, Pemprov DKI
telah menjaring 2,3 juta orang peserta KJS.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar