Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), mengaku telah memprediksi adanya pihak-pihak yang ingin memakzulkan dirinya. Menurut Jokowi, itu diketahui sebelum wacana interpelasi DPRD terkait program Kartu Jakarta Sehat digulirkan.
"Dari awal saya sudah merasa akan ada yang memakzulkan. Untuk apa urusan kecil teknis seperti itu harus interpelasi," kata Jokowi, di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 28 Mei 2013.
Tapi, mantan Wali Kota Solo itu mengaku tidak ambil pusing jika ada pihak yang ingin memakzulkannya. Dia juga tidak memiliki persiapan dalam menghadapi wacana itu. "Untuk apa siapkan amunisi. Dihadapi senang-senang saja. Kalau sampai impeachment senang saja, jangan dipikirkan," ucap dia.
Jokowi juga menilai rasional terhadap mundurnya tiga dari lima fraksi yang mengajukan hak interpelasi. Sebab, kata dia, masalah KJS sudah dapat diselesaikan di tingkat komisi.
"Artinya hanya hal teknis dan bisa diselesaikan di tingkat komisi. Tapi kalau yang lain ada pemakzulan atau impeachment ya itu beda soal," kata dia.
Pelaksanaan program kesehatan murah ini diwarnai langkah sejumlah rumah sakit yang mundur dari KJS. Awalnya, ada 16 rumah sakit yang keluar sebagai pelaksana KJS, namun menciut menjadi dua.
Sebanyak 14 lainnya memutuskan untuk tetap melanjutkan program KJS. Besaran Tarif Indonesia Case-Based Group (INA CBGS) disinyalir menjadi penyebab rencana mundurnya sejumlah rumah sakit itu.
Kisruh soal KJS ini diikuti rencana 32 anggota DPRD DKI Jakarta dari lima fraksi yang akan menggunakan hak interpelasi. Belakangan delapan di antaranya menarik kembali haknya tersebut, tersisa 24 anggota dewan. Saat ini hanya ada dua fraksi yang masih menggunakan hak interpelasi yakni Fraksi Demokrat dan Fraksi PAN-PKB.
Sumber :
viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar