Senin, 18 Maret 2013

Survei Capres : "Jokowi Dianggap Tokoh Sederhana"


Kemunculan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai salah satu calon presiden terkuat dalam bursa disebabkan masyarakat menginginkan tokoh alternatif. Jokowi, sebelumnya unggul dalam sejumlah survei lembaga politik.

"Masyarakat ingin tokoh yang sederhana, tidak dibuat-buat," ujar Didik J. Rachbini dari Pusat Data Bersatu kepada Tempo, Ahad, 17 Maret 2013. Dalam survei yang digelar oleh PDB medio Februari lalu, Jokowi menempati urutan teratas survei dengan elektabilitas mencapai 21,2 persen.

Survei yang dilakukan secara terbuka itu, kata Didik, menangkap keinginan masyarakat soal tokoh alternatif sebagai calon presiden 2014. "Meskipun kinerjanya belum terbukti, tapi Jokowi kan sudah jadi tokoh media," kata Didik.

Survei PDB juga menempatkan nama Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada urutan kedua dengan elektabilitas 18,4 persen. "Dia (Prabowo) iklannya bagus," ujar Didik saat ditanya tentang tingginya elektabilitas Prabowo.

Sebaliknya, tokoh-tokoh senior seperti Megawati Soekarnoputri, dalam survei PDB hanya meraup elektabilitas 13 persen. "Karena Megawati sudah pernah jadi presiden dan dipandang belum menciptakan gebrakan apapun," kata dia. Selain itu, putri Presiden Soekarno itu dianggap sudah trerlalu senior. "Masyarakat ingin tokoh baru."

Media massa, kata Didik, menjadi salah satu faktor tingginya elektabilitas sejumlah calon presiden. "Ini kerjaannya media massa juga, sehingga nama-nama itu muncul," ujar Didik.

Sebelumnya, LSI memperkirakan Aburizal Bakrie dan Joko Widodo akan menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden terkuat. Kedua nama itu mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Ical-Jokowi berada di posisi atas dengan elektabilitas 36 persen. Posisi itu disusul Megawati-Jusuf Kalla sebanyak 22,9 persen, kemudian Prabowo-Hatta 10,1 persen. Survei dilaksanakan pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling.

Jumlah responden 1.200 orang yang tersebar di 33 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif seperti focus group discussion, indepth interview, dan analisis media. Sementara, margin of error +/- 2,9 persen.


Sumber :
www.tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar