Erna, 35, mengatakan, kejadian memalukan ini terjadi dua pekan lalu. Kala itu dirinya menghalangi petugas membongkar bangunan yang disewanya di Jalan Gedong Panjang Raya No. 42, Penjaringan, Jakarta Utara. Namun akhirnya Erna membiarkan bangunan itu dibongkar.
Saat pembongkaran, Erna mengabadikannya melalui telepon genggamnya. Tanpa diduga, petugas itupun keluar dari kendaraan alat berat yang dikendarainya dan memperlihatkan kemaluannya. “Dia langsung keluar dari becho lalu membuka resleting celananya dan memamerkan alat kelaminnya ke saya,” katanya.
Selain itu menurut Erna, dirinya juga jadi korban kekerasan. Dimana jari tangan Erna juga dipelintir oleh oknum petugas saat ia berusaha menanyakan siapa yang bertanggung jawab melakukan pembongkaran.
Erna mengaku akan melapor terkait penganiayaan dan pelecehan seksual tersebut. Ipong Wijaya, 50, saksi sekaligus korban pembongkaran menuturkan, dirinya menduga petugas yang mengeluarkan alat kelamin itu oknum P2B Jakarta Utara. Sebab, sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya telah mendapatkan surat pembongkaran dari Sudin P2B Jakarta Utara. “Dia (petugas) menunjukkan alat kelaminnya ke Erna, biar Erna takut dan mundur,” tanyanya.
LAPORKAN SEGERA
Atas kasus tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta jajarannya mengusut tindakan tidak senonoh itu. “Yah, saya belum dengar, tapi kalau ada silakan laporkan ke wali kota untuk ditindaklanjuti ke kecamatan,” kata Jokowi saat mengunjungi SPBU Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta, Senin (18/3).
Kasudin P2B Jakarta Utara, Bambang Sudjimanto, mengaku belum menerima laporan itu.Sedangkan Kasie Penertiban P2B Jakarta Utara, Febriana Tambunan mengaku memang beberapa waktu lalu ada pembongkaran di kawasan tersebut. Namun belum ada informasi atas kasus tersebut. ” Yang dibongkar hanya bagian pagar maupun kanopinya lantaran ada proyek normalisasi Kali Opak dan juga tidak sesuai perizinan,” tuturnya.
Febriana pun menilai, dirinya tidak yakin itu merupakan petugas Sudin P2B Jakarta Utara. Akan tetapi, pihaknya akan menelusurinya. “Belum tentu juga petugas, buktikan dulu kebenarannya. Selama ini tidak ada petugas seperti itu. Kita akan coba menelusurinya, tapi harus ada bukti orangnya, fotonya,” ungkapnya.
Sumber :
poskotanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar