Senin, 18 Maret 2013

4 Ogah Jokowi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sering terlihat ringan tangan memberikan bantuan kepada warganya. Tiap blusukan, Jokowi tak pernah lupa membawa oleh-oleh untuk warganya. Tak jarang pula, kantornya didatangi warga yang ingin mengadu langsung ke Jokowi.

Namun untuk beberapa hal, Jokowi punya penolakan yang tegas. Mulai dari permintaan warga, hingga sikap jajaran birokrat di lingkungan Pemprov DKI. Apa saja yang dapat penolakan tegas dari Jokowi?

Berikut 4 Ogah Jokowi :

Pertanyaan Soal Pencapresan

Tahun 2013 memang menjadi tahun politik yang makin memanas. Berbagai survei dan diskusi-diskusi politik pun digelar. Nama Jokowi hampir tak pernah dari kesemuanya itu. Tak hanya itu, Jokowi juga disandingkan dengan beberapa tokoh capres.
Bahkan nama Jokowi juga muncul dalam pembicaraan 7 Purnawirawan Jenderal TNI saat bertemu dengan Presiden SBY di kantor Presiden Jakarta, Rabu (13/3) lalu.
Ketika dimintai tanggapannya, <i>Jokowi emoh</i>. Jokowi berulang kali mengatakan dirinya ingin fokus menyelesaikan masalah ibu kota seperti banjir, macet, rusunawa, dan normalisasi sungai.
"Saya sudah ngomong bolak-balik Mbak, Mas, saya mikirnya rusun Marunda, Cakung, macet banjir," katanya.
Lalu apakah dia sama sekali tak berminat maju Pilpres 2014? "Jangan ditanya-tanya masalah itu lagi, sudah ya," ujar Jokowi.

Sediakan Angkutan Sekolah untuk Jarak Dekat

Di tengah kunjungannya di Rusun Marunda, Jakarta Utara, seorang bapak mendekatinya. Dia meminta Jokowi menyediakan angkutan sekolah untuk anaknya yang jarak rusun Marunda-sekolahnya sekitar 2 km. Jokowi langsung menolak, kenapa?
"Memangnya jauhnya dari sekolah ke sini berapa kilo (meter)?" Jokowi balas bertanya.
"Dua kilo (meter) Pak," jawab Isro.
"Cuma dua kilo (meter). Saya dulu sekolah delapan kilo (meter). Jangan dibiasain manja anaknya," ujar Jokowi dengan nada tegas namun tetap tersenyum.
Mendapati jawaban Jokowi itu, Isro hanya bisa tersenyum. Sang gubernur pun lantas melintas menuju ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Birokrat Kerja Terpecah-pecah
Jokowi sedang ngebut memecahakan masalah-masalah ibu kota. Untuk itu, dia meminta jajaran birokrat Pemprov DKI untuk bekerjasama dalam tim yang utuh. Jokowi <i>emoh</i> jika para birokrat bekerja terpecah-pecah.
"Saudara-saudara jangan membuat grup-grup. Kita ini selalu dilihat masyarakat dan dinilai masyarakat seperti teamwork dalam manajemen. Tapi kalau terpencar-pencar oleh adanya grup a, b, c akan sulit mengatasi persoalan Jakarta," kata Jokowi.
Hal itu disampaikan dia saat memberi pengarahan kepada para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD/UKPD) terkait pelaksanaan APBD 2013 di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2013).
Jokowi mengingatkan dia tak mau lagi mendengar gosip dan rumor mengenai grup-grup di jajaran birokratnya. Masalah yang dihadapi Jakarta sudah sangat kompleks sehingga bisa membawa Jakarta lebih mudah maju.

Diajak Mendag Denmark Studi Banding Atasi Banjir

Jokowi sempat mendapat ajakan dari Menteri Perdagangan dan Investasi Denmark, Pia Olsen Dhyr untuk studi banding ke negaranya. Studi banding yang ditawarkannya adalah tentang pengendalian banjir dan membuat trowongan. Tapi, Jokowi menolaknya. Kenapa?
Jokowi lebih memilih untuk langsung terjun ke lapangan langsung, blusukan seperti yang biasa dilakukannya. "Saya ke Marunda saja, atau ke Cilincing, atau ke Muara Baru," kata Jokowi saat ditanyai tentang ajakan Dhyr.
Jokowi juga mengatakan bahwa dia sudah sering bolak-bali ke Denmark, tapi untuk urusan bisnisnya berjualan mebel.

Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar