Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sering terlihat ringan tangan
memberikan bantuan kepada warganya. Tiap blusukan, Jokowi tak pernah
lupa membawa oleh-oleh untuk warganya. Tak jarang pula, kantornya
didatangi warga yang ingin mengadu langsung ke Jokowi.
Namun
untuk beberapa hal, Jokowi punya penolakan yang tegas. Mulai dari
permintaan warga, hingga sikap jajaran birokrat di lingkungan Pemprov
DKI. Apa saja yang dapat penolakan tegas dari Jokowi?
Berikut 4 Ogah Jokowi :
Pertanyaan Soal Pencapresan
Tahun 2013 memang menjadi
tahun politik yang makin memanas. Berbagai survei dan diskusi-diskusi
politik pun digelar. Nama Jokowi hampir tak pernah dari kesemuanya itu.
Tak hanya itu, Jokowi juga disandingkan dengan beberapa tokoh capres.
Bahkan
nama Jokowi juga muncul dalam pembicaraan 7 Purnawirawan Jenderal TNI
saat bertemu dengan Presiden SBY di kantor Presiden Jakarta, Rabu (13/3)
lalu.
Ketika dimintai tanggapannya, <i>Jokowi
emoh</i>. Jokowi berulang kali mengatakan dirinya ingin fokus
menyelesaikan masalah ibu kota seperti banjir, macet, rusunawa, dan
normalisasi sungai.
"Saya sudah ngomong bolak-balik Mbak, Mas, saya mikirnya rusun Marunda, Cakung, macet banjir," katanya.
Lalu apakah dia sama sekali tak berminat maju Pilpres 2014? "Jangan ditanya-tanya masalah itu lagi, sudah ya," ujar Jokowi.
Sediakan Angkutan Sekolah untuk Jarak Dekat
Di tengah
kunjungannya di Rusun Marunda, Jakarta Utara, seorang bapak
mendekatinya. Dia meminta Jokowi menyediakan angkutan sekolah untuk
anaknya yang jarak rusun Marunda-sekolahnya sekitar 2 km. Jokowi
langsung menolak, kenapa?
"Memangnya jauhnya dari sekolah ke sini berapa kilo (meter)?" Jokowi balas bertanya.
"Dua kilo (meter) Pak," jawab Isro.
"Cuma
dua kilo (meter). Saya dulu sekolah delapan kilo (meter). Jangan
dibiasain manja anaknya," ujar Jokowi dengan nada tegas namun tetap
tersenyum.
Mendapati jawaban Jokowi itu, Isro hanya bisa
tersenyum. Sang gubernur pun lantas melintas menuju ke mobil untuk
melanjutkan perjalanan.
Birokrat Kerja Terpecah-pecah
Jokowi sedang ngebut
memecahakan masalah-masalah ibu kota. Untuk itu, dia meminta jajaran
birokrat Pemprov DKI untuk bekerjasama dalam tim yang utuh. Jokowi
<i>emoh</i> jika para birokrat bekerja terpecah-pecah.
"Saudara-saudara
jangan membuat grup-grup. Kita ini selalu dilihat masyarakat dan
dinilai masyarakat seperti teamwork dalam manajemen. Tapi kalau
terpencar-pencar oleh adanya grup a, b, c akan sulit mengatasi persoalan
Jakarta," kata Jokowi.
Hal itu disampaikan dia saat memberi
pengarahan kepada para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja
Perangkat Daerah (SKPD/UKPD) terkait pelaksanaan APBD 2013 di Balai Kota
DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu
(6/2/2013).
Jokowi mengingatkan dia tak mau lagi mendengar gosip
dan rumor mengenai grup-grup di jajaran birokratnya. Masalah yang
dihadapi Jakarta sudah sangat kompleks sehingga bisa membawa Jakarta
lebih mudah maju.
Diajak Mendag Denmark Studi Banding Atasi Banjir
Jokowi
sempat mendapat ajakan dari Menteri Perdagangan dan Investasi Denmark,
Pia Olsen Dhyr untuk studi banding ke negaranya. Studi banding yang
ditawarkannya adalah tentang pengendalian banjir dan membuat trowongan.
Tapi, Jokowi menolaknya. Kenapa?
Jokowi lebih memilih untuk
langsung terjun ke lapangan langsung, blusukan seperti yang biasa
dilakukannya. "Saya ke Marunda saja, atau ke Cilincing, atau ke Muara
Baru," kata Jokowi saat ditanyai tentang ajakan Dhyr.
Jokowi juga mengatakan bahwa dia sudah sering bolak-bali ke Denmark, tapi untuk urusan bisnisnya berjualan mebel.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar