Dalam rapat koordinasi Kabinet Kerja 2014, sejumlah kepala daerah
mencurahkan permasalahan yang dialami wilayahnya kepada Presiden Joko
Widodo (Jokowi). Salah satunya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yang
curhat masalah persoalan listrik di Gorontalo.
"Pembangunan
listrik di Gorontalo sudah 7 tahun hanya 2 kali dikerjakan, sisanya
enggak selesai-selesai Pak. Dan (proyek pembangunan) itu masuk
programnya ke Pak Jusuf Kalla waktu jadi Wapres pertama, enggak
selesai-selesai," ujar Rusli di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Dia
mengatakan setiap hari di Gorontalo mengalami pemadaman secara bergilir
lantaran pasokan listrik harus berbagi dengan Sulawesi Utara. Atas hal
ini, Rusli kerap menerima SMS dengan kata-kata sumpah serapah dari
rakyatnya karena kesal.
"Saya setiap hari mendapat SMS dari
rakyat, sama dengan Pak jokowi nomor telepon saya dibagikan ke rakyat
Gorontalo. Tiap hari rakyat SMS saya 'Gubernur hanya tidur, gubernur
hanya jalan-jalan, kapan gubernur mati sama dengan listrik, itu sumpah
dari rakyat Pak, mudah-mudahan Pak Gubernur mati sama dengan listrik
Pak'. Itu karena kekesalan rakyat Gorontalo terhadap mati listrik,"
ungkap Rusli.
Rusli juga menyampaikan rencana pembangunan waduk
di daerahnya kepada Jokowi. Menurutnya, rencana pembangunan waduk itu
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun hingga sekarang belum juga
terwujud
"Kami juga lagi merencanakan pembangunan waduk, itu
fungsi cukup banyak. Pak Rahmat Gobel putra gorontalo sudah tahu persis
itu sudah lama. Dari tahun 1998 sampai sekarang tidak selesai. Padahal
itu fungsinya banyak, bisa untuk irigasi, untuk penanggulangan banjir
dan untuk wisata," ujarnya.
Atas permasalahan itu, Jokowi pun
langsung memerintahkan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM
Sudirman Said untuk mengatasinya. "Tolong permasalahan Gorontalo, Pak
Menteri ESDM dan Ibu Menteri BUMN segera diselesaikan," ujar Jokowi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar