Presiden Jokowi memberikan penjelasan mengenai masalah subsidi BBM ke
gubernur dan kapolda seluruh Indonesia saat membuka Rakornas Kabinet
Kerja 2014. Selama 5 tahun, Rp 714 triliun dibakar untuk subsidi BBM.
"Subsidi
BBM selama 5 tahun Rp 714 triliun. Rp 714 triliun ini tiap hari kita
bakar kemudian hilang, bakar lalu hilang. Untuk kesehatan hanya Rp 202
triliun, coba Bapak dan Ibu semua bandingkan. Kemudian untuk
infrastruktur Rp 577 triliun. Kalah juga (dibanding subsidi BBM)," kata
Jokowi sambil menunjukkan slide berisi perbandingkan angka-angka itu di
acara Rakornas Kabinet Kerja Tahun 2014 di Istana Negara, Jakarta Pusat,
Selaa (11/4/2014).
Jokowi mengatakan, postur anggaran 2015
adalah Rp 2.019 triliun. Besaran subsidi energi adalah sebesar Rp 330
triliun. "Hal ini sangat memberatkan posisi anggaran dan ruang fiskal
kita. Ruang anggaran kita jadi sempit sekali. Belum lagi bayar utang Rp
400-an triliun. Ini sangat besar," katanya.
Jokowi menjelaskan,
pemerintah ingin mengubah hal ini. Dia ingin agar subsidi BBM dibuat
untuk membiayai kesehatan dan infrastruktur.
"Ini yang mau kita
tukar. Tiap hari kita bakar, kita bakar, kita bakar terus. Justru yang
penting untuk kesehatan dan infrastruktur jauh. Tak ada yang melakukan
ini. Ini yang harus kita ubah dan kita harapkan gubernur, kapolda,
kabinet semua bisa jelaskan posisi ini," katanya.
Jokowi
mengatakan, 71 persen warga yang menikmati subsidi BBM adalah masyarakat
menengah ke atas. "Ini adalah hasil studi," katanya. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar