Dicopotnya
tujuh pejabat eselon II oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendapat
sorotan dari anggota DPRD DKI Jakarta Ahmad Husin Alaydrus. Anggota
Fraksi Partai Demokrat itu menduga Jokowi sedang melakukan bersih-bersih
pejabat era Fauzi Bowo.
"Mungkin Jokowi ingin
menyingkirkan satu-satu Kepala Dinas era Fauzi Bowo. Jadi, Jokowi sudah
memberi kesempatan mereka bekerja, tapi tidak memuaskan," kata Alaydrus
di Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Pejabat era Foke yang dicopot
Jokowi dan menjadi anggota TGuP2 adalah Taufik Yudi Mulyanto yang
sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan, Udar Pristono yang sebelumnya Kepala
Dinas Perhubungan, Unu Nurdin yang sebelumnya Kepala Dinas Kebersihan,
Zaenal Musappa yang sebelumnya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik,
Ipih Ruyani yang sebelumnya Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian
Kemudian, Sugiyanta yang
sebelumnya Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan, serta
Kian Kelana yang sebelumnya Kepala Dinas Sosial. Mereka yang dicopot
Jokowi mengaku menerima dengan baik posisi di TGuP2.
Hingga
kini, Jokowi masih menyisakan beberapa pejabat eselon II yang menjabat
di jabatannya sejak Era Fauzi Bowo. Mereka adalah Wali Kota Jakarta
Pusat Saefullah, Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati, Kepala Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Purba Hutapea, Kepala Dinas Pelayanan
Pajak Iwan Setiawandi, Inspektorat DKI Franky Mangatas Panjaitan,
Lalu, Sekretaris DPRD Mangara
Pardede, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Ratiyono, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Arie Budhiman, Kepala Dinas Pengawasan dan
Penertiban Bangunan Putu Indiana, Kepala Biro Hukum Sri Rahayu, Kepala
Biro Perekonomian Adi Ariantara, dan Asisten Sekda Bidang Perekonomian
Hasan Basri Saleh.
"Mereka yang berprestasi tetap
dipertahankan. Tapi, yang bikin bingung juga, kok Kepala Dinas PU masih
saja dipertahankan? Padahal masih banjir, jalan berlubang, pompa rusak,"
ujarnya.
"Bersih-bersih" pejabat era Foke itu telah dilaksanakan
Jokowi sejak November 2012 lalu, atau beberapa minggu setelah ia
dilantik bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pada
15 Oktober 2012 lalu.
Diawali dengan Sukri Bey yang pensiun dari
jabatannya sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI
dan digantikan oleh Endang Widjajanti, serta Eko Bharuna yang
dipensiunkan dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kebersihan DKI.
Eko digantikan oleh Unu, yang kini juga telah diganti kembali oleh Saptastri Ediningtyas.
Pada
13 Februari 2013, Jokowi kembali merombak besar-besaran SKPD DKI. Kala
itu, 20 pejabat terkena rotasi. Mereka antara lain Catur Laswanto
menjadi Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi DKI Jakarta, Anas
Effendi yang sebelumnya Wali Kota Jakarta Selatan menjadi Kepala Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI.
Ery Basworo yang sebelumnya
Kepala Dinas Pekerjaan Umum menjadi Kepala Pelaksana BPBD DKI (kini
pensiun), Yonathan Pasodung menjadi Kepala Dinas Perumahan dan Gedung
Pemerintahan DKI, Manggas Rudi Siahaan sebagai Kepala Dinas Pekerjaan
Umum, dan sebagainya.
Perombakan SKPD terus terjadi hingga
kini. Hal ini diupayakan untuk mencari pejabat yang bersama-sama ingin
mengubah Jakarta dan mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi dan Basuki.
Mereka yang tidak dapat mengikuti, tentunya akan ketinggalan "gerbong".
"Satu masalahnya adalah ketika saya sudah perintah, tidak diikuti dan kerjanya hanya nyenengin
atau ABS (asal Bapak senang) atau basa basi dan seremoni, itu saya
tidak suka. Kerja itu yang konkret dan nyata, fisiknya ada, barang
kelihatan mata, itu yang paling ditunggu masyarakat," kata Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar