Ketua DPR RI, Marzuki Alie, prihatin mencermati kebijakan pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang mengimport busway/BKTB dari China. Kebijakan
itu jelas tidak sejalan dengan keinginan Indonesia membangun dan
mendorong penguatan industri dalam negeri.
“Terlepas dari kondisi
bus yang katanya rusak dan karatan serta seperti bus bekas. Kebijakan
itu jelas tidak pro industri dalam negeri.Kebijakan itu tidak sejalan
dengan keinginan kita untuk membangun dan mendorong penguatan industri
dalam negeri yang kuat,” ujar Marzuki ketika dihubungi wartawan, Kamis
(13/2/2014).
Menurut Marzuki, bangsa ini telah membuktikan kemampuannya
untuk membangun industri.Jika memang mau membangun ekonomi nasional,
harusnya Pemprov DKI Jakarta tidak perlu mengimport bus yang Indonesia
sanggup membuatnya.Dengan kebijakan import ini jelas tidak terlihat niat
untuk membangun ekonomi nasional.
”Kita sudah lihat kok faktanya
bus-bus yang dibangun industri karoserie dalam negeri memiliki aspek
teknis yang mampu bersaing dengan industri sejenis di luar negeri. Bus
tersebut juga sudah banyak digunakan di Indonesia maupun di luar negeri,
jadi kenapa harus import?Katanya mau membangun ekonomi dalam negeri,
tapi urusan bus saja harus import,” tambahnya.
Marzuki melihat
dibandingkan dengan bus import dari China yang dibeli oleh Pemprov DKI
Jakarta, bus buatan dalam negeri jauh lebih baik. ”Kalau bus nya seperti
itu, kita mampu membuat yang lebih baik dari aspek kualitas. Jadi saya
sangat prihatin, ditambah lagi munculnya isu adanya mark up dalam
pengadaan bus tersebut,” jelasnya.
Selain itu dengan membeli bus
dari luar negeri, banyak devisa yang lari ke luar negeri ditambah
hilangnya kesempatan anak bangsa untuk bekerja di sektor industri
rancang bangun. Kalau bus itu dibangun di dalam negeri, paling tidak ada
sedikit upaya untuk sedikit menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia
dengan negara lainnya.
“Berapa banyak devisa yang lari ke luar
negeri?Berapa banyak tenaga kerja yang bisa diserap jika bus tersebut
dikerjakan di dalam negeri?Neraca perdangangan yang minus paling tidak
bisa dikurangi kalau kita tidak selalu mengimport apa yang mampu kita
buat di dalam negeri,” tanya Marzuki.
Marzuki menilai, apapun
alasan yang dikemukakan Pemprov DKI Jakarta terkait pembelian bus
tersebut, sulit diterima akal. Dirinya pun mencontohkan alasan
berkaratnya bus ketika sampai dan dirutunkan dari kapal karena rusak
oleh air laut dalam perjalanan.
“Alasannya sangat tidak logis dan
merendahkan intelektualitas rakyat.Kalau kena air laut besi bisa
berkarat itu memang benar, itu fisika dan itu alam.Tapi apa tidak ada
cara untuk melindungi bus tersebut dari karat?Kalau semua mobil yang
diimport karatan karena air laut, maka tidak akan ada kegiatan ekport
import mobil di seluruh dunia. Tidak ada kegiatan ekport import
buah-buahan, karena pasti buahnya semua busuk.Tapi semua bisa dilakukan
karena pasti ada cara melindungi barang-barang selama perjalanan,”
tegasnya.
Marzuki meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki
proyek pengadaan bus ini karena dirinya yakin ada kongkalikong
didalamnya.”Coba di cek saja ke industri bus di dalam negeri ataupun
harga bus sejenis dari negara lain apa semahal itu harganya?Saya yakin
bus buatan dalam negeri akan jauh lebih murah,” tegasnya.
Marzuki
pun mengkritik Pemprov DKI Jakarta yang kabarnya akan menindak
pejabat-pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang terlibat dalam
pengadaan bus tersebut.”Lantas dimana tanggungjawab pemimpin kalau
selalu saja bawahan yang diberikan sanksi?Dimana kepempinannya?Yang
mengambil kebijakan untuk import bus itu kan bukan bawahan tapi
pimpinan,” tegas Marzuki.
Terakhir Marzuki pun menegaskan dirinya
tidak takut diserang oleh para pendukung Jokowi karena pernyataannya
ini.Dia mengaku mengkritik sesuai dengan fakta, logika dan
rasionalitas.Selama ini apa yang bagus dia katakan bagus, yang buruk
juga dikatakan buruk. “Saya digebukin orang Jokowi gak jadi
masalah,karena yang saya ungkapkan fakta adanya.Kalau orang yang
rasional akan menerima fakta ini, tapi kalau orang-orang bayaran tentu
tidak akan menerimanya.
Semuanya logis, rasional dan faktual kok
kritik saya ini.Kalau bagus saya katakan bagus kok, macam blusukan itu
bagus, tapi jangan terus-terusan blusukan karena kapan berpikirnya kalau
hanya blusukan.Blusukan untuk mengecek lapangan boleh, tapi harus ada
waktu juga untuk memikir republik ini,” pungkasnya.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar