Jakarta dilanda banjir, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kewalahan mengatasi bencana
ini karena dana APBD 2014 masih tertahan di DPRD DKI. PDIP mendesak DPRD
DKI segera mengesahkan APBD 2014 agar pemerintah DKI bisa segera
mengeksekusi langkah strategis penanganan banjir.
"Fraksi PDIP
mendukung percepatan pengesahan APBD tersebut. Bagaimanapun ini tahun
anggaran sudah berjalan di 2014. Kita juga mendorong semuanya
berkonsentrasi pada kepentingan rakyat," kata Wasekjen PDIP Hasto
Kristianto kepada detikcom, Senin (20/1/2014).
Menurut Hasto,
DPRD DKI harus mengedepankan kepentingan rakyat. Bukan kepentingan
politik masing-masing, di saat rakyat dilanda banjir besar.
"Sebenarnya
banjir harus menjadi momentum sosial untuk menegaskan hak anggaran
untuk rakyat. Harus diambil langkah untuk mempercepat aspek pengesahan
anggaran. Seringkali persoalan anggaran tersandera karena tarik-menarik
kepentingan politik," katanya.
Apalagi persoalan banjir sudah
jadi momok tahunan di Jakarta. Perlu ada anggaran ekstra untuk
menuntaskan masalah ini sampai tuntas.
"DPRD dan pemerintah DKI
harus duduk bersama mengatasi kebuntuan agar dari sisi fiskal ada ruang
gerak dari pemerintah untuk mengalokasikan anggaran dengan tingkat
urgensinya, khususnya penanggulangan bencana," tegasnya.
DPRD DKI
Jakarta hingga saat ini belum mengesahkan APBD DKI tahun 2014. Wakil
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengatakan,
salah satu penyebab mundurnya pengesahan tersebut karena banjir yang
melanda Jakarta, sehingga pihak eksekutif fokus menangani banjir.
Pengesahan APBD DKI 2014 sudah diundur beberapa kali. Sesuai aturan,
disahkan pada 30 Novemver 2013, namun diundur menjadi tanggal 27
Desember dengan nilai anggaran sebesar Rp 67 triliun.
Kemudian
karena ada penambahan anggaran menjadi Rp 69,5 triliun diundur menjadi
tanggal 15 Januari 2014. Kemudian ditambah lagi anggarannya menjadi Rp
72 triliun yang rencananya akan disahkan pada 17 Januari 2014, namun
batal lagi.
Karena APBD 2014 yang belum gol, Jokowi kesulitan
untuk mengongkosi proyek penanggulangan banjir. Misalnya saja rekayasa
cuaca yang dilakukan 14 Januari 2014. Rekayasa itu kurang optimal karena
hanya menggunakan dua pesawat, padahal idealnya tiga pesawat. Rekayasa
ini menggunakan dana BNPB.
Ditanya soal rekayasa yang belum
optimal, Jokowi menjawab dengan nada tinggi, "Biaya di kita ada, di
pusat juga ada. Punya kita belum dipakai karena belum disahkan. Jadi
harus menunggu. Kalau mau pakai, tunggu diketok DPRD padahal sudah diajukan beberapa bulan yang lalu.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar