"Menurut saya,
wawasan dan pengalaman jauh lebih penting dibandingkan popularitas yang
bisa didapat dengan mudah, atau hilang dengan mudah," kata Yusril saat
konferensi pers Konvensi Rakyat 2014 Capres Alternatif di Hotel Oasis
Amir, Kamis (19/12/2013). Yusril menyindir bakal capres yang
seringkali mengaku tak tahu saat ditanya berbagai hal.
"Bagaimana mau jadi capres jika ditanya apa pun jawabannya tidak tahu
atau belum tahu," kata dia. Yusril menilai forum Konvensi Rakyat sebagai
ajang yang luar biasa dengan sejumlah capres alternatif. "Bagi saya
popularitas jadinya tidak penting," kata dia.
Jokowi memang memimpin sigi capres sejumlah lembaga survei. Popularitas
dan elektabilitas mantan Walikota Surakarta itu hampir selalu di atas
calon lain. Jokowi sendiri lebih sering mengunci rapat bibirnya saat
dihujani pertanyaan tentang kemungkinan maju sebagai calon presiden pada
Pemilihan Presiden 2014.
"Mau ditanya siapapun, saya jawab
tidak pernah mikir soal capres, survei, elektabilitas ataupun
popularitas. Saya hanya mikir bekerja untuk DKI," ujar Jokowi Oktober
2013 lalu.
Sebelumnya, Konvensi Rakyat mengumumkan tujuh capres
alternatif. Tujuh orang itu berasal dari berbagai latar belakang, mulai
dari mantan menteri hingga novelis.
Mereka antara lain, Yusril
Ihza Mahendra, Rizal Ramli, dan juga Bupati Kutai Timur Isran Noor.
Adapula pengusaha Ricky Sutanto, aktivis senior Tony Ardie, akademikus
Sofjan Saury Siregar, dan novelis wanita Anni Iwasaki.
Yusril Ihza Mahendra menyindir Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai
bakal capres yang seringkali menjawab tidak tahu atau belum tahu.
Sindiran dilontarkan Yusril kepada Jokowi yang sering menjawab belum
tahu tentang pencalonannya dalam bursa capres.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar