Minggu, 22 Desember 2013

Survei Membuktikan: Calon Presiden Perempuan Kurang Laku Dibanding Lelaki

Para pemilih hak suara pada Pemilu 2014 ternyata lebih memilih calon pemimpin berjenis kelamin pria dibanding perempuan. Hal itu terlihat dalam survei yang dirilis Pol-Tracking Institute.
"Tren perilaku pemilih, jenis kelamin calon presiden penting," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha di Hotel Morissey, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Survei Pol Tracking diketahui pemilih lebih memilih pemimpin sebagai calon presiden atau wakil presiden berjenis kelamin sebesar 66 persen. Sedangkan 27 persen menyatakan laki-laki atau perempuan sama saja.
Sementara itu ada 4 persen pemilih yang mendorong perempuan sebagai calon presiden. "Sehingga isu capres laki-laki atau perempuan masih cukup determinan menentukan pilihan publik," kata Hanta.
Survei Pol Tracking dilakukan pada 13 September 2013-11 Oktober 2013 secara serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 2010 responden berusia minimal 17 tahun. Margin of error sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dilakukan dengan metode multi-stage random sampling dengan pengambilan data melalui wawancara tatap muka dengan kuisioner.
"Ini kalau Demokrat selesai peserta konvensi laki, Golkar juga Pak ARB, kalau PDIP belum memutuskan perempuan atau pria, ibu, bapak atau mas," katanya.

Jokowi Paling Diikirkan Sebagai Kandidat Capres
Lagi-lagi nama Joko Widodo (Jokowi) unggul dalam berbagai survei. Pol-Tracking Institute menyebut nama Jokowi paling dipikirkan dalam kandidat capres oleh masyarakat.
Survei ini dilakukan pada 13 September-11 Oktober 2013 dengan total jumlah respon 2.010. Margin error 2.19% dengan tingkat kepercayaan 95% dengan metode multi stage random sampling di 33 provinisi di Indonesia. Survei dilakukan dengan teknik wawancara langsung atau bertatap muka tanpa menggunakan telepon.
Tujuan survei ini untuk mengetahui kandidat capres dan perilaku pemilih pilpres 2014. Pol-Tracking Institute melakukan survei, salah satunya soal tingkat elektabilitas nasional 10 teratas (state of mind) dengan bertanya langsung kepada masyarakat siapa kandidat capres 2014.
"Masyarakat tidak diberikan pilihan. Mereka langsung menyebut," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha di Hotel Morissey, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2013).
Pada survei itu, Jokowi mendapat persentase paling tinggi yaitu 37,46% dan di bawahnya ada Prabowo Subianto 11,71%, dan Aburizal Bakrie 11,67%.
"Jusuf Kalla 6,12 persen, Wiranto 5,78 persen, Megawati 3,31, Mahfud MD 2,12 persen, Hatta Rajasa 1,33 persen. Surya Paloh 1,19 persen, dan Dahlan Iskan 1,09 persen," sebutnya.
Sementara itu, politisi Golkar Indra J Piliang mengingatkan bahwa eletabilitas para capres bisa berubah dengan cepat mengingat survei ini dilakukan pada September-Oktober lalu. Dirinya juga mewanti-wanti bahwa pilpres 2014 tidak hanya ditentukan oleh popularitas personal.
"Jangan percaya sepenuhnya hasil survei, tapi lihat visi dan misi apa yang diusung karena masih ada waktu sampai pilpres. Jangan sampai seperti di Filipina," kata Indra.

Sumber :
- tribunnews.com
- detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar