Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi Indonesia
(Sigma), Said Salahudin mengatakan PDIP mesti memperhatikan sejumlah
syarat apabila serius ingin menjadikan Megawati Soekarno Putri dan Joko
Widodo (Jokowi) sebagai pasangan capres-cawapres Pemilu 2014.
"Kalau PDIP ingin mengusung duet Mega-Jokowi ada beberapa hal yang harus diperhatikan," kata Said, Minggu (22/12/2013).
Said
mengatakan hal pertama yang mesti diperhatikan PDIP adalah pendukung
Jokowi. Menurutnya PDIP harus bisa memastikan diri lolos presidential thereshold di Pemilu Legislatif 2014 sebelum mendeklarasikan pasangan Mega-Jokowi.
Hal
ini, sambungnya, sangat penting untuk menghindari penggembosan suara
dari para pendukung Jokowi yang kecewa pada Megawati. "Publik yang
kecewa karena Jokowi tidak jadi capres bisa saja membuat PDIP gagal
menembus presidential thereshold," ujar Said.
Kegagalan PDIP
menembus angka presidential thereshold bisa membuat rencana duet
Mega-Jokowi tidak berjalan mulus. Pasalnya tidak akan ada partai politik
yang mau diajak berkoalisi untuk memenuhi syarat presidential
thereshold.
Said mengatakan sudah menjadi kelaziman di Indonesia
bahwa dalam koalisi berlaku pembagian kekuasaan. "Partai yang mendapat
suara besar biasanya menjadi capres sementara jatah kursi cawapres untuk
parpol suara lebih kecil," katanya.
Said juga mengingatkan PDIP
mesti hati-hati bila ingin mengusung Mega-Jokowi sebagai pasangan
capres-cawapres. Pasalnya pasangan tersebut berpotensi mengubah
komposisi capres atau cawapres yang sudah ditetapkan partai lain.
Menurut
Said partai politik kemungkinan besar akan memunculkan tokoh alternatif
yang dianggap bisa mengimbangi duet Mega-Jokowi. "Artinya di sini PDIP
perlu hati-hati dan cermat dalam membaca peta pencapresan. Jangan cuma
melihat nama-nama calon yang muncul pada saat ini saja," paparnya.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar