Peneliti LIPI Siti Zuhro menyebut peluang Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sama-sama besar. Keduanya berpotensi disukai media karena rendah hati dan biasanya orang seperti ini memiliki empati.
Menurut Zuhro antara Aher dan Jokowi memiliki kesamamaan untuk menjadi pemimpin di masa sekarang. Ia juga mengingatkan setiap zaman ada masa bagi pemimpinnya.
Ia juga mengapresiasi capres yang memilih tidak terus menerus mencalonkan diri setelah kalah. “Kita butuh regenerasi, darah segar yang kuat, tidak loyo tidak deadlock. Punya terobosan terobosan yang bagus,” katanya dalam diskusi Inilah Demokrasi, Minggu.
Zuhro menyatakan demokrasi salah satunya juga harus membuat orang punya ukuran. Termasuk untuk menjadi RI 1 dan RI 2 ada ukuran, meski setiap orang punya hak untuk mencalonkan diri .
Soal menyatukan Aher dan Jokowi sebagai RI 1 dan RI 2, Zuhro menyatakan media tidak akan memanjakan orang yang salah. Orang yang memiliki track record buruk maka media tidak akan mau mempublikasikan terus menerus.
“Tapi lebih ke karakternya juga leadershipnya,” katanya.
Ia menambahkan saat ini yang dibutuhkan adalah pemimpin dengan strong leadership, namun bukan berarti harus dari tentara. Ia menegaskan salah besar jika harus dikelola oleh personil tentara.
Ia menyatakan masyarakat saat ini membutuhkan pemimpin yang dekat dengan rakyat kecil, mau disentuh oleh masyarakat dan ikhlas menyambut salaman . Bukan pemimpin yang elitis dikelilingi protokol dan jika akan bertemu harus menunduk-nunduk.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar